Mengelilingi Neraka Es Membeku
TAHUN 1976, KAUW GWEE, JI CAP KAU
Chi Hoet :
Musim gugur akan habis,
maka tiba-lah musim dingin,
cuaca kian berubah,
Para Kehidupan akan menghadapi
timbul-nya macam-macam penyakit
karena belum ter-biasa,
hari ini saya mengajak Yang Shen berkeliling
ke NERAKA ES MEMBEKU
dan sedang menghadapi musim dingin pula
tidak tahu Yang Shen kuat ber-tahan atau tidak.
Yang Shen :
Guru, demam saya baru sembuh,
hari ini cuaca begini dingin,
saya pikir lain hari
baru mengunjungi Neraka Es Membeku.
Kita ke tempat lain hari ini,
boleh-kah Guru.
Chi Hoet :
Mana boleh,
sudah Aturan dan Pemberitahuan
hari ini mau mengunjungi Neraka Es Membeku
kok dibatalkan.
Kalau tidak tahan kedinginan,
mari saya berikan Pil Hangat,
cepat makan,
jangan menunda waktu lagi.
Yang Shen :
Terimakasih atas Pil Hangat-nya.
Guru, saya sudah memakan-nya,
oh badan terasa menjadi hangat,
tidak terasa dingin lagi.
Chi Hoet : Cepat naik ke Teratai.
Yang Shen :
Saya sudah duduk, boleh berangkat.
Chi Hoet :
Sudah tiba, cepat turun.
Yang Shen :
Di depan sini tidak kelihatan bayangan Manusia,
Gunung yang tandus berwarna putih
seperti di-salju-kan,
tidak terlihat pohon-pohon-an yang hijau
maupun tumbuhan yang lain,
hanya ada beberapa pohon yang layu,
tidak ber-daun.
Ini tempat apa ?
Chi Hoet :
Tempat ini dekat ke “NERAKA ES MEMBEKU”.
Karena pengaruh dingin sepanjang tahun
hanya turun salju, sungguh dingin,
kita kemari bukan melewati jalanan yang dari Istana Bumi
maka tidak kelihatan Manusia di sini,
juga karena kita menumpang Teratai
jalan-nya berterbangan,
kamu ikuti saya jalan melewati Gunung di sebelah kiri,
akan tiba ke Neraka Es Membeku.
Yang Shen :
Tempat ini begitu sepi,
rumput-rumput-an mati kedinginan
dan saya pun merasa semakin dingin.
Apakah pil obat tadi sudah hilang khasiat-nya?
Chi Hoet :
Kekuatan obat belum hilang,
itu hanya karena khasiat obat sedang memutar,
nanti juga kamu terasa hangat
dan kuat bertahan sampai tiga hari,
tenang saja kamu.
Masa saya mau membiarkan kamu mati kedinginan.
Yang Shen :
Di depan ada se-baris rumah
dan semua-nya terbuat dari kayu,
di-cat dengan warna hitam.
Di atas rumah masih terdapat se-gumpal-gumpal salju
dan di depan rumah didirikan dua tiang kayu
dan di atas-nya ada papan palang bertuliskan:
“NERAKA ES MEMBEKU”.
Di bawah-nya ada sebuah jalan kecil
menuju ke dalam rumah itu.
Kok keadaan-nya begini sederhana.
Chi Hoet :
Tempat ini di-kurung oleh salju,
Para Roh dosa kedinginan sampai beku badan-nya.
Maka mereka tidak bisa lari,
karena itu-lah maka bangunan ini cukup sederhana.
Yang Shen :
Di jalanan ada beberapa Prajurit Alam Baka
sedang mengawal sepuluh lebih Roh Pria dan Wanita.
Apakah mereka akan di-hukum ke Neraka ini ?
Chi Hoet :
Ya, di depan Pejabat dan Jenderal sudah kemari,
Yang Shen siap memberikan hormat.
Yang Shen :
Salam jumpa Pejabat dan Jenderal,
kami dapat Titah mengelilingi Alam Neraka,
harap banyak memberikan Petunjuk.
Pejabat :
Chi Hoet dan Yang Shen tidak usah sungkan,
tadi kami menerima Pemberitahuan Chuu Ching Wuang
bahwa kalian akan kemari untuk meninjau.
Sekarang silahkan masuk.
Yang Shen : Terimakasih.
Chi Hoet :
Kita langsung menuju Neraka Es Membeku dan meninjau.
Tidak usah lagi mampir ke dalam rumah.
Pejabat : Baik !
Yang Shen :
NERAKA ES MEMBEKU ada di dalam sini.
Di sebelah kiri dan kanan terdapat dua Gunung yang tinggi.
Neraka ini seperti kolam renang
seperti terdapat di Dunia
dan terbagi beberapa puluh ribu kolam,
sampai tidak kelihatan di kejauhan.
Di dalam kolam ada Pria dan Wanita hanya berpakaian dalam,
sudah tidak kelihatan badan separuh lagi,
karena sudah tertutup air es yang telah membeku.
Setiap Roh sudah berubah warna menjadi hijau,
bibir hitam dan tangan ber-gemataran
sudah tidak ada tenaga lagi untuk menjerit
dan kini hanya merintih saja.
Di barisan depan ada dua Orang Tua
yang sedang memandangi saya.
Guru, apakah boleh menolongi mereka
karena mereka seperti ingin memohon
dan berbicara sama saya.
Angkat mereka keluar
biar bebas dari dingin yang mem-beku-kan ini.
Pejabat :
Saya akan tarik keluar beberapa Roh dosa,
agar bisa di-tanya.
Yang Shen :
Baik-baik,
coba dengan yang Tua ini,
bagaimana rasa-nya di sini.
Roh :
Langit es Bumi salju,
badan pun jadi beku,
hanya berpakaian celana dalam.
Saya sudah tidak kuat lagi berbicara.
Saya sudah hampir koma.
Pejabat :
Jenderal, cepat ambil Kuah Jahe biar dia minum.
Jenderal :
Cepat minum,
baik-lah, cerita-kan pada kami tentang kejahatan-mu
untuk di-muat dalam Buku Amal
sebagai Nasehat buat Manusia di Dunia.
Jangan seperti kamu,
setelah mati di-hukum di sini.
Roh :
Waktu saya masih hidup,
kesukaan saya mengumpulkan perangko yang kuno
atau benda antik, dan lain-lain.
Waktu berusia 45 tahun,
berkenalan dengan seorang Teman
yang juga mempunyai kesukaan yang sama,
maka kami jadi akrab seperti Saudara sendiri.
* *
Suatu hari dia mau ke luar Negeri
tetapi khawatir barang koleksi-nya yang mahal di-curi Orang,
maka dititipkan di tempat saya
dan akhir-nya saya menjadi serakah.
Barang titipan-nya saya pindahkan lagi ke tempat lain.
Setelah dia kembali
dan mau mengambil barang-nya kembali,
saya bilang :
“Sungguh menyesal, pada setengah bulan yang lalu
telah terjadi pencurian di sini
sampai barang koleksi saya pun di-sikat habis”.
* *
Setelah mendengar cerita saya yang palsu,
Teman saya menjadi sedih dan menangis
karena percaya
bahwa barang-nya telah di-curi Orang.
Dia tidak bisa omong apa-apa lagi
dan pada waktu saya ber-umur 56 tahun
dapat penyakit kanker paru-paru.
* *
Setelah meninggal,
Roh tiba di Alam Baka,
tidak tahu-nya di Alam Baka
sudah ter-catat perbuatan jahat saya itu,
di-cermin-kan dosa-dosa-nya,
akhir-nya saya pun mengaku,
hingga di-hukum kemari waktu-nya 5 tahun.
Setiap hari badan di-tindih es beku,
badan dingin dan badan pun terasa membeku,
sungguh ter-siksa.
Mau menyesal pun sudah terlambat,
harap kamu bisa mohon pada Pejabat
untuk me-maaf-kan dosa-dosa-ku,
biar bisa bebas dari penderitaan ini.
Yang Shen :
Harap Pejabat bisa me-maaf-kan dosa-dosa-nya,
boleh atau tidak ?
Pejabat :
Ini adalah hukuman mereka,
tidak ada Perintah dari Yiam Wong.
Saya tidak punya hak untuk merubah nasib-nya.
Sekarang kasih minum Kuah Jahe
sudah cukup bijaksana buat dia.
Jangan memohon lagi,
sekarang coba tanya Nenek ini,
apa sebab-nya di-hukum di sini.
Yang Shen :
Nenek ini juga sudah tidak tahan kedinginan lagi
hingga jatuh ke tanah,
bagaimana suruh dia jawab,
tolong Jenderal berikan dia Kuah Jahe,
biar dia minum,
biar bersemangat lagi.
Jenderal :
Boleh. Cepat di-minum.
Cerita-kan perbuatan kamu,
dosa apa yang telah kamu buat hingga di-hukum kemari.
Roh :
Oh, saya sungguh ter-siksa kedinginan di sini
seperti di kamar mayat yang terdapat di Alam Dunia.
Coba-lah kamu lihat badan saya pucat
dan tidak terdapat warna merah.
Waktu masih di Dunia saya menjadi germo
dan mendirikan tempat pelacuran,
ada beberapa kamar
saya beli sepuluh lebih perempuan muda,
ada yang dari udik,
ada Istri Orang
dan Pelajar yang lari dari sekolah.
Setiap hari saya suruh mereka menemani Tamu
jika tidak menurut
maka saya kurungi mereka
atau menyuruh Pengawal memukuli.
* *
Saya pun menjadi kaya dari hasil uang kotor tersebut.
Di antara-nya ada Tamu atau Keluarga-nya
yang mau menebus badan mereka
agar bisa bebas dari lembah hitam
dan saya buka harga tinggi.
Yang cukup uang-nya maka di-tebus
tetapi yang uang-nya tidak cukup
maka mereka tidak di-tebus.
Mereka tidak bisa bebas
dan menjadi pelacur seumur hidup.
* *
Waktu saya berumur 51 tahun,
karena terbiasa minum terlalu banyak dan merokok
hingga meninggal
karena pembuluh darah di otak pecah.
Setelah mati,
saya baru tahu
bahwa umur saya sudah di-potong 10 tahun
oleh Yiam Wong.
* *
Karena dosa saya berat
maka saya di-hukum
di Neraka Tanah Kotoran Air Seni dan Tinja selama 5 tahun.
Setelah bebas,
kini di-hukum di Neraka Es Membeku lagi selama 31 tahun.
Setelah bebas dari sini,
tidak tahu harus di-hukum ke Neraka mana lagi.
* *
Sampai sekarang cukup menderita
ter-siksa makan kotoran
dan badan ini mem-beku.
Masih tidak tahu nanti di-siksa hukuman apa lagi,
kini hidup hanya bisa mengeluh pada diri sendiri
karena perbuatan saya yang banyak dosa-nya itu.
Pejabat :
Terakhir Roh Wanita muda itu.
Cepat katakan dosa-mu
dan Jenderal berikan Kuah Jahe.
Biar dia lancar bicara-nya.
Jenderal : Siap, sudah minum dia.
Yang Shen :
Permisi Nona,
kenapa kamu juga di-hukum kemari?
Roh :
Dibicarakan sungguh saya jadi malu,
waktu umur 18 tahun
saya ikut rombongan tari,
ikut mereka mengadakan pertunjukan dimana-mana
dan untuk menarik penonton
diadakan tarian telanjang.
Akhir-nya bubar karena penonton sepi dan rugi,
maka pindah kerjaan menjadi Wanita panggilan,
sering menemani Tamu
atau pergi menonton tarian telanjang.
* *
Kemudian saya kenal seorang Pengusaha yang kaya,
jadi Wanita simpanan-nya.
Pada umur 36 tahun
karena kami tidak akur lagi
hingga ribut mulut dan pikiran buntu
hingga nekat makan obat bunuh diri.
* *
Setelah mati,
di-kurung di Alam Neraka Mati Penasaran selama 5 tahun.
Kemudian di-hukum kemari sudah 3 tahun,
sisa 12 tahun lagi baru boleh bebas,
sungguh menderita.
Setiap hari di-tindih dalam es;
badan, kaki dan tangan menjadi beku.
Kini mau menyesal pun sudah terlambat.
Nasehati-lah Wanita di Dunia
agar tidak mengikuti jejak saya ini.
Pejabat :
Roh ini waktu masih hidup di Dunia,
tidak bekerja di Jalan yang Benar,
namun menunjukkan tarian telanjang.
Memalukan Adat.
Waktu hidup sudah tidak suka berpakaian,
setelah mati di-hukum ke Neraka Es Membeku.
Biar dia mau cari pakaian yang tebal
untuk menutupi badan yang kedinginan tidak bisa,
demikian-lah pembalasan-nya.
* *
Kalau waktu hukuman Para Roh sudah habis
akan diserahkan ke Tingkat Lain.
Harap Wanita di Dunia, jangan men-contoh.
Jenderal, cepat masuk-kan lagi ke-tiga Roh ini.
Yang Shen :
Keadaan di Neraka ini
seperti asap putih dan terasa dingin.
Chi Hoet : Ini karena hawa dingin.
Pejabat :
Setiap Orang di Dunia
yang menerima titipan uang, harta benda,
namun sengaja memiliki-nya
atau mengurangi nilai-nya
atau usaha pelacuran
dan tidak boleh di-tebus Anak-buah-nya
atau hidup terlalu mewah, boros
dan memandang rendah Orang Lain,
tidak mau barang buatan dalam negeri
dan hanya memakai barang atau pakaian luar negeri saja.
Menonjolkan diri-nya kaya
hingga tidak menyisakan
untuk membeli kasur, selimut atau pakaian lain
untuk dipakai oleh Orang miskin.
Wanita yang suka menonjolkan bagian tubuh-nya
untuk memancing perhatian Pria
atau suka model-model pakaian rok mini.
Perbuatan yang tidak takut masuk angin,
serakah akan model pakaian.
Setelah mati,
harus di-hukum kemari,
biar merasakan kedinginan.
Chi Hoet :
Hari ini sudah tiba waktu-nya untuk pulang ke Vihara.
Yang Shen :
Banyak Terimakasih atas penjelasan Pejabat dan Jenderal,
Selamat Tinggal.
Jenderal : Antar Tamu.
Chi Hoet :
Yang Shen naik ke Teratai,
duduk yang mantap, berangkat.
Vihara Shen Shien telah tiba.
Turun, Roh kembali ke badan.