Berkeliling Neraka Baja Besi Kupas Wajah
TAHUN 1976, CAP GWEE, JI CAP KAU
Chi Hoet :
Perjalanan Kehidupan banyak rintangan,
yang membina diri
akan menghadapi cobaan yang macam-macam,
siapa yang benar-benar melaksanakan akan lancar
sehingga menuju ke Surga,
meneguhkan kepercayaan diri,
sampai meninggal pun tidak menyesal berkorban
demi membina diri-nya hingga sempurna,
bertemu rintangan harus lebih giat,
meyakinkan diri
menghadapi cobaan angin Setan, hujan jin,
walaupun di perjalanan banyak halangan,
cabut-lah pedang murni, babat-kan,
setelah melewati penderitaan dan siksaan
akan tercium wangi-nya bunga
dari hasil yang sempurna.
* *
Hari ini siap berangkat lagi ke Alam Baka,
ber-semangat-lah Yang Shen.
Setelah melewati perjalanan ini sampai di ujung
baru bisa disebut Pria yang Tabah.
Yang Shen :
Terimakasih atas Nasehat Guru,
saya juga tahu,
sungguh berat perjalanan hidup ini,
rintangan dan cobaan yang berat tetap akan saya hadapi,
Guru tidak usah khawatir,
saya sudah duduk dengan mantap
mengikuti Guru berkeliling ke Alam Neraka.
Chi Hoet :
Sudah tiba, cepat turun,
hari ini kita ber-dua meninjau
“NERAKA BAJA BESI MENGUPAS WAJAH”.
Yang Shen :
Oh, di depan Pejabat dan Jenderal sudah datang menyambut,
Salam Jumpa Para Pejabat Dewa,
saya dari Vihara Shen Shien,
hari ini diantar Chi Hoet kemari meninjau Neraka
untuk mengisi karangan Buku
buat menasehati Manusia,
mohon Pejabat banyak memberikan bantuan.
Pejabat :
Sungguh sungkan kamu, cepat bangun,
Selamat Datang Chi Hoet dan Yang Shen,
silahkan masuk.
Jenderal :
Neraka ini disebut Neraka Baja Besi Mengupas Wajah,
khusus meng-hukum Manusia yang tidak tahu malu,
tidak sayang dengan kulit wajah sendiri,
silahkan kalian masuk.
Yang Shen :
Di depan Neraka terlihat Para Prajurit Alam Baka
sedang mengawal Roh dosa, Pria dan Wanita,
umur-nya berbeda-beda,
setiap Orang terlihat ketakutan,
mulai di-daftar hadir di samping pintu masuk Neraka itu
kemudian di-kawal masuk ke dalam.
Chi Hoet :
Jangan melihat lagi,
cepat kita ikuti Pejabat dan Jenderal
masuk ke dalam meninjau.
Yang Shen :
Ai, suara jeritan terdengar di dalam penjara,
Para Roh dosa di-ikat di tiang besi,
Prajurit Alam Baka yang berwajah Sapi atau Kuda
sedang melaksanakan hukuman,
menggunakan pisau besi atau baja
mengupas wajah Orang
seperti mengupasi kulit babi
sehingga semua Roh dosa kesakitan dan menjerit.
Di wajah-nya sudah tidak terlihat apa-apa,
hanya darah yang berceceran,
tinggal daging di wajah,
saya mau tanya Pejabat,
dosa apa yang telah dibuat oleh mereka,
sehingga menerima hukuman yang begini sadis.
Pejabat :
Susah dijelaskan,
lebih baik suruh beberapa Roh keluar,
biar kamu tanya.
Yang Shen :
Begini lebih bagus,
ada cerita yang bisa dibuktikan.
Jenderal :
Roh Pria ini cepat keluar,
cerita-kan dosa apa yang kamu perbuat di Dunia,
harus cerita dengan jujur,
biar Yang Shen dari Dunia ini dengar.
Yang Shen :
Coba cerita-kan,
kenapa kamu sampai di-hukum kemari ?
Roh :
Waktu di Dunia,
karena ke-dua Orangtua saya meninggal muda
sehingga saya kurang dapat Pendidikan
dan bekerja sebagai pembantu,
merasa kerjaan berat dipikir-pikir
lebih baik jadi Pengemis.
* *
Kalau satu rumah bisa dapat satu uang,
seratus rumah sudah dapat 100 uang,
bisa hidup tidak usah bermodal,
kerjaan-nya enak
tapi badan saya besar dan gagah,
takut Orang Lain tidak mau kasih uang,
maka saya sengaja diet,
hanya makan bubur dan minum air.
* *
Akhir-nya badan saya jadi lemah,
kurus dan menaburkan tanah kotor ke wajah,
pakai baju yang robek pura-pura pincang
maka pergi kemana-mana untuk mengemis,
bilang saya hidup-nya susah,
sudah tidak punya Keluarga,
kaki juga pincang,
banyak Orang melihat saya menjadi kasihan
dan memberikan uang.
* *
Hasil-nya satu bulan
bisa mendapat empat sampai lima ribu,
setelah pulang ke rumah
hati pun menjadi senang,
gampang benar mencari uang.
* *
Malam hari saya keluar memakai baju baru,
makan besar, pesta dan minum
atau ke tempat pelacuran cari kesenangan.
Kemudian karena ingin cepat kaya,
bila meminta 1 uang,
3 uang tidak mau,
mau-nya 10 uang ke atas,
maka menjadi sering dimarahi Orang Lain
atau tidak melayani saya lagi.
Setelah mati,
di-hukum Yiam Wong masuk ke Neraka,
tiap hari kulit wajah saya di-kupas,
sangat sakit,
mau menyesal sudah terlambat.
Pejabat :
Brengsek,
Orang ini sungguh keterlaluan,
sudah di “Kehidupan Dahulu” tidak punya Jasa,
kini hidup di Keluarga yang miskin,
masih muda tenaga kuat,
bukan baik-baik cari kerja,
malah pura-pura cacat mengemis.
* *
Bagi Orang yang pikiran-nya sehat
kalau bukan sungguh terpaksa
siapa mau menjadi pengemis,
sudah begitu masih menghamburkan uang hasil minta-minta
untuk ber-senang-senang,
benar-benar kurang ajar,
waktu masih hidup sudah tidak tahu malu,
setelah mati
biar dia tidak punya muka menghadapi Orang,
di-kupas kulit muka-nya
yang tidak tahu malu ini,
cepat masuk.
Saya panggil Roh lain-nya keluar.
Yang Shen boleh tanya lagi, silahkan.
Yang Shen :
Terimakasih Pejabat.
Saya rasa Tuan paling berumur 30 tahun,
kenapa belum tua sudah mati dan di-hukum kemari ?
Roh :
Sungguh malu kalau di-cerita-kan,
saya sudah memalukan Leluhur sendiri
waktu umur 17 tahun sampai 18 tahun.
Waktu Sekolah Lanjutan Atas,
diajak Teman sering bermain ke taman,
lihat ada Wanita digodain,
mengucapkan kata-kata kotor
sehingga sering dimarahi oleh Wanita
“kurang ajar, tidak tahu malu” dan lain-lain.
* *
Dimarahi, hati saya menjadi lebih senang,
sering bersembunyi di jalanan gelap
menggoda Wanita yang sedang berjalan kaki,
memegang-nya sambil lewat,
juga pernah memperkosa Wanita muda,
walaupun tidak pernah di-tangkap polisi,
namun suatu ketika saya ingin jahil lagi
waktu naik sepeda,
Wanita yang menjadi mangsa saya berteriak,
saya kaget dan tidak hati-hati
sehingga masuk ke kali dan mati.
* *
Ketemu Yiam Wong,
dia marah-marah
dan bilang sungguh saya ini tidak bisa tobat,
maka umur saya di-kurangi 10 tahun
kemudian saya di-hukum kemari, sudah 5 tahun,
sisa 13 tahun baru bebas
karena masih ada dosa lain
akan diserahkan ke Tingkat Lain
untuk di-hukum lagi.
Sungguh kasihan saya ini,
harap Orang Lain bisa memohon pada Yiam Wong
untuk memaafkan dosa saya.
Jenderal :
Sungguh lancang kamu,
waktu hidup tidak menjaga Kesopanan,
mengganggu dan menggoda Wanita,
harus tahu urusan segala kejahatan,
urusan porno yang utama jahat-nya,
percuma ber-Pendidikan,
memalukan Orangtua.
Waktu hidup tidak tahu malu,
kini dapat pembalasan tentang dosa memperkosa Wanita,
setelah bebas dari sini
kamu akan diserahkan ke Tingkat Lain
untuk di-hukum lagi.
Jenderal, kawal masuk Roh durhaka ini.
Jenderal : Siap !
Chi Hoet :
Karena waktu-nya terbatas,
kamu mau pulang ke Vihara,
Yang Shen keluar-lah.
Pejabat :
Kalau ada kekurangan,
harap Chi Hoet dan Yang Shen maafkan.
Yang Shen :
Tidak berani,
malah ber-Terimakasih banyak
atas bantuan Pejabat dan Jenderal,
supaya bisa selesai Tugas mengarang Buku ini,
permisi.
Chi Hoet : Cepat naik ke Teratai.
Yang Shen :
Sudah duduk, Guru boleh berangkat.
Chi Hoet :
Sudah tiba,
Yang Shen turun dan Roh kembali ke badan.