BAB 26


Mengunjungi Neraka Kecil Mengiris Urat Nadi
dan Mematahkan Tulang Tangan 


TAHUN 1977, JI GWEE, CE CAP LAK 



Chi Hoet : 

Waktu untuk berangkat ke Alam Baka sudah tiba, 

Yang Shen naik ke Teratai. 




Yang Shen : Siap, saya sudah naik, silahkan berangkat. 


Chi Hoet : Sudah tiba, cepat turun. 




Yang Shen : 

Di depan adalah 

“NERAKA MENGIRIS URAT NADI 

DAN MEMATAHKAN TULANG TANGAN”, 

tertulis di Pintu Neraka. 

Pejabat dan Jenderal sudah keluar menyambut kita. 

Selamat Berjumpa Pejabat dan Jenderal. 

Murid Yang Shen ikut Chi Hoet kemari untuk meninjau, 

harap banyak memberikan Petunjuk. 





Chi Hoet : 

Saya mengajak Yang Shen kemari 

karena mendapat Titah mengarang Buku. 

Karena Dunia sekarang banyak Ajaran yang dilupakan, 

lebih mengutamakan harta benda 

sehingga mengabaikan Kebenaran. 


* *


Karena serakah maka tega berbuat kejahatan, 

yang penting dapat uang. 

Tidak perduli lagi Hati Nurani yang Jujur, 

kalau jujur tidak dapat uang, benar-benar menyedihkan. 


* *


Karena di Taiwan ada Kota Tai Chung, 

Vihara Shen Shien banyak menciptakan Buku-Buku, Kitab Amal 

dan banyak menyadarkan hati manusia. 

Hasil-nya menggembirakan 

maka diberikan Titah oleh Giok Tee 

agar mengarang Buku Mengelilingi Alam Neraka. 

Saya ditunjuk sebagai penunjuk jalan 

memberikan keadaan Neraka 

agar diketahui oleh Manusia. 

Hari ini sampai ke Neraka, 

kalian harap banyak memberikan Petunjuk. 





Pejabat : 

Kalian sungguh terpuji. 

Atas Titah mengarang Buku, 

kami sudah mendapatkan Pemberitahuan, semuanya jelas. 

Mari ikut saya ke dalam untuk meninjau. 





Yang Shen : 

Para Prajurit Alam Baka sungguh sadis, 

menggunakan pisau yang tajam 

untuk mematahkan tangan Roh dosa, 

agar kesakitan menjerit, 

tapi karena terikat di tiang kayu, 

tidak bisa terlepas. 





Pejabat : 

Ini-lah “NERAKA MENGIRIS URAT NADI 

DAN PATAH-KAN TULANG TANGAN”. 

Prajurit Alam Baka memegang pisau yang tajam, 

pertama-tama mengiris putus nadi tangan, 

kemudian mengorek daging tulang, memutuskan-nya 

dan diberi makan Anjing Besi, 

agar Roh merasa lebih sakit. 





Yang Shen : 

Saya lihat setiap Roh dosa sudah pingsan karena hukuman ini. 

Di samping-nya ada anjing yang makan daging mereka, 

namun anjing yang makan daging Manusia 

tidak pernah saya lihat. 

Saya akan tanya Pejabat, 

anjing ini datang dari mana ? 





Pejabat : 

Ini dinamakan Anjing Besi, hanya ada di Alam Baka. 

Hidup-nya hanya makan daging Manusia, 

karena diri-nya sudah tidak kenal apa-apa, 

tidak punya pikiran maka dipanggil Anjing Besi, 

beda dengan anjing yang ada di Dunia, 

bisa jaga rumah dan setia pada Tuan-nya. 


* *


Sekarang di Dunia ada anjing yang mahal 

dan kehidupan-nya sama dengan Manusia 

bahkan tidur bersama Manusia. 

Kalau Anjing Besi untuk meng-hukum Roh dosa, 

maka dipelihara di Alam Neraka. 

Kerjaan-nya makan daging Roh dosa, 

ini dinamakan 

“Pembalasan adalah bahasa Hati Serigala. 

Jantung Anjing”. 






Yang Shen : 

Benar, apa yang dikatakan Pejabat. 

Manusia sudah tidak mempunyai kesetiaan, 

tidak seperti anjing. 

Lihat semua Roh pingsan. 

Dosa apa yang pernah mereka lakukan ? 





Chi Hoet : 

Saya akan mengipasi agar beberapa Roh sadar. 

 Supaya bisa men-cerita-kan dosa-nya. 

Lihat saya gunakan ilmu. 





Yang Shen : 

Ah, benar ternyata beberapa Roh sadar 

dan utuh lagi anggota badan-nya. 




Pejabat : 

Saya akan melepaskan 3 Roh biar mereka cerita, 

agar bisa tercantum dalam Buku. 

Perintah-kan Roh ini men-cerita-kan dosa-nya. 






Roh : 

Ya, saya akan cerita-kan. 

Saya sangat tersiksa, 

Anak-cucu saya tidak tahu saya di-hukum di sini. 

Anggap sudah mati bebas-lah semua-nya. 

Waktu masih hidup, 

saya jualan sayur-sayur-an, 

karena ingin untung banyak 

maka saya curangi timbangan satu kilo sayur, 

saya curangi menjadi 8 ons, demikian seterusnya. 


* *


Saya tahu berdagang harus jujur, 

mencuri 1 kilo sayur 

di Kehidupan Akan Datang harus diganti 8 ons, 

tapi saya anggap omong kosong, 

tidak pernah mau merubah sikap. 


* *


Setelah mati, Roh dikirim ke Istana Baka. 

Di cermin dosa terlihat jelas perbuatan saya. 

Akhirnya di-hukum di Tingkat Ke-4 selama 10 tahun. 

Tiap hari di-siksa, 

ke-dua tangan seperti daging ikan di-cincang 

dan di-iris oleh Prajurit Alam Baka 

sungguh menyesal, 


* *


Manusia yang dagang di Dunia harus Jujur, 

timbangan harus tepat, 

jangan demi keuntungan merugikan Orang Lain. 

Yiam Wong paling benci Orang yang tidak jujur, 

Prajurit Baka sadis-sadis. 

Mau menyesal sudah terlambat. 




Pejabat : 

Siapa suruh kamu main timbangan, 

sekarang biar Prajurit Alam Baka 

membetulkan penyakit tangan-mu. 

Perintah-kan Roh ke-2 

untuk men-cerita-kan dosa-nya kepada Yang Shen. 






Roh : 

Ya, di Dunia saya hidup dalam Keluarga miskin, 

tidak sekolah 

hanya mengumpulkan barang-barang bekas untuk di-jual, 

tiap hari naik sepeda kemana-mana 

menerima atau membeli barang rongsokan, 

barang kuno, besi tua. 


* *


Saya mendengar dari Teman, 

kalau beli barang bekas dengan timbangan yang tepat, 

untung-nya kecil, 

harus curangi timbangan, 

maka saya mulai curangi timbangan, 

10 kilo di-curangi menjadi 7 kilo. 


* *


Karena banyak Orang menjual barang bekas 

tidak memperhitungkan, asal melepas ya sudah, 

maka saya mendapat banyak untung. 


* *


Setelah mati, 

Yiam Wong memaki saya berdagang tidak jujur, 

merusak Peraturan Dagang, 

maka saya di-hukum 15 tahun di sini, 

di-hina, di-pukuli, di-siksa oleh Prajurit Alam Baka. 

Mohon Yang Shen minta tolong Yiam Wong 

meringankan dosa saya, 

supaya bisa cepat bebas dari hukuman ini, 

tolong, tolong. 






Yang Shen : 

Guru, dia sudah men-cerita-kan keadaan-nya, 

lihat dia sungguh kasihan, 

pakaian-nya robek, 

saya pikir ringankan dosa-nya. 





Chi Hoet : 

Tugas kita hanya mengarang Buku, 

jangan ikut campur urusan lain, 

biar Pejabat yang mengurusi. 






Pejabat : 

Waktu masih hidup tangan-nya selalu main kotor, 

kini hanya bisa di-iris urat nadi-nya 

dan patah-kan tangan-nya. 

Ini bukan dihitung dengan kiloan, 

tapi sesekali dengan jeritan, 

sebagai Pria berani berbuat harus berani ber-tanggung-jawab, 

tidak usah mohon ampun. 

Sekarang ganti Roh yang ke-3, 

cepat cerita-kan dosa-mu, 

biar Yang Shen mencantumkan dalam Buku 

untuk menasehati Manusia di Dunia. 






Roh : 

Waktu di Dunia saya bersuami pegawai kantor pemerintahan, 

jabatan-nya cukup tinggi. 

Waktu Suami kerja dan Anak-anak sekolah, 

karena tidak ada kerjaan, 

diajak Ibu-Ibu main mahyong. 


* *


Mula-mula saya tidak bisa main, 

setelah diajari mereka saya pun bisa, 

juga mahir main kartu. 

Walaupun main kalah menang main tidak besar, 

namun kebiasaan berjudi 

tidak memperdulikan urusan Rumah Tangga 

maupun mengajari Anak-anak, 

sering dinasehati oleh Suami 

akhirnya sering cekcok. 


* *


4 tahun yang lalu, 

karena sakit jantung sehingga meninggal, 

Roh tiba di Alam Baka 

dan di-hukum oleh Yiam Wong ke sini. 

Sekarang tinggal setengah tahun lagi baru bebas. 


* *


Nasehati-lah Ibu-Ibu Rumah Tangga di Dunia, 

harus menjadi Ibu ideal 

yang mengurus Rumah Tangga dengan baik, 

jangan seperti saya di-hukum di sini, 

ke-dua tangan dipatahkan, 

hanya bisa menyesal. 







Pejabat : 

Sebagai Istri 

harus mengurus Rumah Tangga dengan baik, 

jangan berjudi merusak ketertiban Masyarakat, 

karena kamu tidak pernah menipu 

dan tidak tergantung judi 

maka Yiam Wong meringankan hukuman-mu. 





Yang Shen : 

Pejabat, saya ingin bertanya. 

Tentang bandar-bandar yang membuka perjudian, 

orang yang hidup mengandalkan perjudian 

dan banyak main curang, 

mereka di-hukum dimana? 





Pejabat : 

Ini bukan Kuasa kami, 

mereka diserahkan di Tingkat Ke-7, 

Tai San Wung yang meng-hukum mereka. 

Nasehati-lah Manusia, 

kalau berbuat dosa seperti contoh di atas, 

kini harus insaf, merubah sikap, 

mencetak Buku ini, 

untuk menasehati Dunia 

maka dosa kalian akan di-hapus, 

setelah meninggal tidak usah di-hukum ke sini. 




Chi Hoet : 

Waktu sudah tiba, 

Yang Shen siap pulang dan permisi. 




Yang Shen : 

Banyak Terimakasih atas bantuan Pejabat, 

kami permisi pulang. 




Pejabat : Siap antarkan Tamu. 


Chi Hoet : 

Yang Shen cepat keluar, 

siap naik ke Teratai. 




Yang Shen : 

Saya sudah duduk, silahkan Guru berangkat. 



Chi Hoet : 

Vihara Shen Shien sudah tiba, 

Yang Shen turun, 

Roh kembali ke badan.