Mengunjungi Neraka Kecil Kumbang Beracun
TAHUN 1977, SHA GWEE, CE LAK
Chi Hoet :
Sungguh tidak mudah bertapa hingga menjadi Dewa,
apalagi mau menjaga Kelakuan Hati ini juga sulit.
Di Dunia banyak Vihara, Kelenteng,
Cetiya atau yang lain,
terpancar Nama-nama-nya
untuk membicarakan Ajaran Kebaikan,
Sembahyang kebatinan, semedi untuk ketenangan,
memang tempat umum
bagaikan Surga yang berada di Dunia.
* *
Zaman sekarang banyak perbuatan kurang ajar
yang mempergunakan Nama Vihara,
sehingga mencemarkan Nama Vihara untuk cari uang.
Menipu dan perbuatan yang tidak senonoh
hingga mencemarkan Nama Baik Dewa,
perbuatan dosa yang sungguh berat,
tidak boleh di-ampuni.
Hari ini saya ajak Yang Shen ke Alam Baka untuk meninjau,
agar bisa menjadi cermin untuk Manusia.
Yang Shen siap berangkat, naik ke Teratai.
Yang Shen :
Siap, saya sudah duduk.
Hari ini kita meninjau kemana ?
Chi Hoet :
Ke “NERAKA KECIL KUMBANG BERACUN”.
Cepat tutup mata-mu.
Siap berangkat.
Sudah tiba, cepat turun.
Yang Shen :
Oh, Neraka Kumbang Beracun berada di depan
dan Para Prajurit sedang mengawal
banyak sekali Roh dosa ke dalam,
di jalanan mereka di-cambuki hingga menangis, menyedihkan,
tidak tahu dosa apa yang telah mereka lakukan.
Chi Hoet :
Mereka itu kebanyakan bisa hidup karena atas Nama Dewa.
Di masa hidup-nya sudah terlalu kenyang makan-nya.
Sesudah mati Roh-nya harus di-hukum,
sebab-nya dapat diketahui di dalam Neraka.
Jenderal dan Pejabat sudah datang menyambut kita,
cepat beri salam.
Yang Shen :
Salam Hormat Pejabat dan para Jenderal,
saya adalah Yang Shen dari Tai Chung.
Vihara Shen Shien terima Titah meninjau kemari
untuk mengarang Buku,
harap banyak memberi bantuan.
Pejabat :
Tidak usah sungkan,
Neraka ini termasuk Kuasa-nya Wilayah Tingkat Ke-4,
Neraka ini baru didirikan
karena Roh dosa semakin bertambah banyak,
hingga Yin Ming Chiauk Chuu ( Penguasa Alam Baka )
mendirikan Neraka Baru
untuk meng-hukum Roh dosa,
Silahkan masuk.
Yang Shen :
Terimakasih Guru,
saya tidak berani masuk,
penuh kumbang ber-terbang-an,
badan-nya sebesar jempol tangan, berwarna hitam,
seperti kumbang ber-kepala macan,
menyerang dan mengigit Roh dosa
sehingga pada menjerit kesakitan,
mau lari tidak bisa,
ber-desak-desak-an di sudut tembok penjara.
Ada beberapa kumbang terbang menghampiri kita.
Ah saya lebih baik menghindari,
kumbang ber-kepala macan sangat beracun,
bisa mati bila di-sengat.
Chi Hoet :
Kenapa kamu ikut-ikut-an berteriak,
kumbang ini punya pikiran,
tidak sembarangan menyerang Orang,
karena di badan Roh dosa ada Hawa kotor,
maka mereka di-serang.
Seperti lalat menjauhi tempat yang bersih
dan berkumpul di tempat yang kotor.
Kumbang terbang menghampiri kita
sebagai tanda Hormat menyambut kita.
Yang Shen :
Aneh ya,
seperti meriam dibunyikan untuk membunuh,
namun sebagai tanda untuk menyambut Tamu Agung.
Pejabat :
Silahkan masuk meninjau.
Yang Shen tidak usah takut
kalau kumbang sembarangan menyerang Orang kami juga lari.
Kumbang ini punya pikiran,
hanya menyerang Orang yang berbuat jahat atas Nama Dewa,
biar mereka tidak bisa lari lagi,
kalau lari akan di-serang beramai-ramai.
Coba lihat badan Roh dosa banyak luka bekas sengatan,
muka-nya bengkak
karena racun kumbang bereaksi,
mereka melompat-lompat kesakitan.
Yang Shen :
Hukuman yang sadis,
semua Roh dosa di-serang dalam ruangan penjara yang sempit
dan tidak ada pintu keluar,
mau lari tidak bisa.
Dosa apa yang mereka lakukan sehingga di-hukum kemari ?
Pejabat :
Supaya tercantum dalam Buku Amal,
saya akan membuka pintu,
suruh beberapa Roh dosa men-cerita-kan dosa-nya
untuk menyadarkan Manusia.
Chi Hoet :
Begini lebih bagus,
sekarang Para Pejabat di Neraka
sudah tahu kami mendapat Titah untuk mengarang Buku.
Sebagai bahan untuk dicantumkan dalam Buku,
harap Para Pejabat bisa banyak memberikan bantuan.
Pejabat :
Ini memang Tugas kami,
saya akan melepaskan dua Roh dosa
untuk men-cerita-kan dosa-dosa-nya.
Yang Shen :
Saya mau tanya Tuan ini,
waktu di Dunia,
dosa apa yang kamu lakukan sehingga di-hukum di sini ?
Roh :
Sungguh memalukan bila di-cerita-kan,
saya adalah seorang Murid di Taiwan Bagian Selatan Kota,
Vihara Ahu.
Karena sudah lama menjadi Murid di situ,
diangkat menjadi Wakil Ketua Vihara.
* *
Suatu kali di Vihara
diadakan kegiatan membuat Buku Amal
untuk disebar ke Umat,
saya sibuk mencari sumbangan kemana-mana
agar dapat lebih banyak tercetak-nya Buku untuk disebarkan.
* *
Karena saya pandai bicara.
Dalam 2 bulan sudah dapat sumbangan 30.000 uang lebih.
Saya sendiri mempunyai banyak hutang pada Orang Lain.
Berhubung ditagih terus,
uang Amal sebanyak 10.000 saya pakai
untuk membayar hutang dan keperluan Rumah Tangga,
maka saya hanya serahkan pada Ketua Vihara 20.000 uang saja.
* *
Saya pikir tidak ada Orang yang tahu,
namun setelah kejadian tersebut terasa malu di hati.
Menjadi tidak tenang,
walaupun ada kegiatan lain di Vihara.
Ketua tidak menyiarkan keserakahan saya,
3 tahun yang lalu saya mati
karena penyakit maag berat,
di-tangkap oleh Jenderal Sapi dan Kuda.
* *
Sebelum mati saya dimaki oleh Ketua,
“Kamu sudah salah selangkah,
hingga saat mati pun kamu tidak menyesali,
karena sebab-sebab lain
saya tidak mau membongkar urusan-mu.
Dewa Buddha sering turun menjelma
untuk memberikan Ajaran yang Benar,
jangan melakukan kejahatan,
semua Ajaran sudah kamu pelajari,
mengapa kamu masih lakukan.
Kamu benar-benar berdosa.
* *
Setelah Roh saya tiba di Alam Baka.
Yiam Wong marah,
mula-mula di-kawal ke Panggung Cermin Dosa,
terlihat jelas saya menyisihkan hasil sumbangan,
sehingga saya menjadi ketakutan,
kemudian saya diserahkan ke Tingkat Ke-4,
di-hukum Uu Kuang Wuang selama 28 tahun.
* *
Tiap hari di-serang kumbang beracun,
seluruh badan sakit, gatal dan bengkak,
mau lari tidak bisa, sungguh menyesal,
waktu masih menjadi Murid Vihara
tidak mendengar Ajaran Suci,
biar saya hanya salah sekali sudah tidak tertolong lagi,
Nasehati-lah Murid di Vihara,
harus hati-hati perbuatan-nya,
salah selangkah tidak bisa membohongi Langit.
Sekarang saya sungguh menyesal,
saya benar-benar berdosa pada Ketua dan Umat sepintu.
Pejabat :
Kamu masuk sebagai Murid di dalam Pintu Suci,
namun tidak mendengarkan Ajaran Suci,
menghina kepada Ketua dan Murid-Murid lain,
sudah berbuat salah pada Guru
dan menjahati Orang yang menyumbang.
* *
Jasa-nya tidak habis begini saja tetap dicatat.
Justru yang makan uang sumbangan kejahatan
yang dibuat ini menjadi dosa besar,
maka bagi Orang yang masuk dalam Pintu Suci,
segala keuangan harus jelas diserahkan
untuk mengembangkan Ajaran Agama-nya.
Kalau mengotori Peraturan Ajaran Suci
akan di-hukum berat di Neraka,
hanya Manusia yang mengecam-nya.
Chi Hoet :
Para Umat yang berdosa di Vihara sudah menggelapkan uang,
mencemarkan Nama baik Vihara dosa-nya berat,
tidak bisa di-ampuni lagi.
* *
Salam pada Manusia di Dunia,
bertapa seharusnya bersih,
tidak boleh melanggar Peraturan,
jangan sampai di-hukum ke Neraka,
reinkarnasi ke-4 Makhluk.
Mau menyesal sudah terlambat.
Waktu-nya sudah habis, lain kali kemari lagi,
Yang Shen siap pulang,
Terimakasih atas bantuan Pejabat.
Yang Shen :
Terimakasih Pejabat dan Jenderal atas di-buka-nya pintu
supaya kami bisa meninjau.
Kami permisi.
Pejabat :
Para Jenderal berbaris mengantar Tamu,
harap kalian kemari lagi.
Yang Shen :
Saya sudah duduk di Teratai, Guru boleh berangkat.
Chi Hoet :
Vihara Shen Shien sudah tiba,
Yang Shen turun,
Roh kembali ke badan.