BAB 28


Berkunjung Lagi Ke 
Neraka Kecil Kumbang Beracun 


TAHUN 1977, SHA GWEE, CAP KAU 



Chi Hoet : 

Dewa Suci Buddha Hoet turun ke Bumi 

menolong Manusia menerima Murid 

untuk memberikan Petunjuk mengajarkan suatu Kebenaran 

hanya karena mau membantu Manusia 

bisa kembali ke asal-nya 

membina diri menuju Kesempurnaan. 


* *


Begitu luas Budi Suci-nya tidak tertandingi, 

diartikan sehari menjadi Guru 

seumur hidup menganggap Ayah, 

maka harus mentaati Pelajaran-nya, 

namun kini banyak terdapat Murid-Murid durhaka 

menjualkan Nama Dewa Buddha 

sudah tidak membina diri demi Kebenaran 

namun mencemarkan Nama Baik Dewa, 

menipu uang, berbuat mesum, 

menjadi dukun palsu tidak mau ke Surga lagi 

namun rela menjadi Setan di Neraka. 

Dosa ini benar-benar berat di-hukum di Alam Baka 

tidak di-ampuni. 


* *


Maka Manusia yang masuk Agama apa pun, 

setelah menjadi Murid dalam Pintu Agama 

biar Bikhu, Pendeta dan sebagai-nya 

harus mentaati Pelajaran-nya, 

jaga Kesopanan, 

jangan sampai berbuat dosa. 

Yang Shen siap berangkat lagi ke Alam Baka 

naik ke Teratai. 




Yang Shen : 

Saya sudah duduk, 

tidak tahun hari ini kita mau kemana ? 




Chi Hoet : 

Tetap ke Neraka Kumbang Beracun 

melihat Murid yang berbuat dosa. 

Tutup mata, kita berangkat. 

Sudah tiba, turun. 




Pejabat : 

Selamat Datang lagi, 

Chi Hoet dan Yang Shen kemari lagi. 





Chi Hoet : 

Karena sekarang banyak Umat yang menjual Agama, 

menipu, memperkosa, 

mencemarkan Nama Baik Para Dewa, 

Nama Baik Agama, 

maka kami kemari lagi 

untuk mencari bahan yang bisa dipakai 

sebagai cermin untuk menasehati Dunia. 





Pejabat : 

Ya, silahkan masuk, 

saya akan melepaskan beberapa Roh 

untuk men-cerita-kan dosa-nya. 




Jenderal : 

Siap, sudah mengeluarkan 3 Roh dosa. 





Pejabat : 

Roh dosa dengar-kan, 

yang ini adalah Chi Kung Buddha 

dan yang ini adalah Yang Shen 

dari Tai Chung Vihara Shen Shien, 

kemari atas Titah 

untuk mengarang Buku Mengelilingi Alam Neraka. 

Kalian harus jujur 

men-cerita-kan dosa yang kalian lakukan, 

untuk menasehati Manusia, 

kenapa kalian di-hukum di sini. 





Yang Shen : 

Saya mau tanya Tuan ini, 

kenapa kamu sampai di-hukum di sini ? 





Roh : 

Waktu di Dunia, 

saya tinggal di kampung 

dan menjabat sebagai Kepala Desa. 

Karena di kampung mau didirikan sebuah Kelenteng, 

saya ditugaskan untuk mengurus sumbangan 

tetapi tidak jujur 

uang hasil sumbangan saya sisihkan sebagian 

untuk dipakai sendiri, 

setelah mati baru tahu berdosa makan uang milik Dewa, 

berat, maka di-hukum kemari, 

kumbang beracun yang menyerang Roh dengan sadis, 

sudah sakit beracun lagi. 


* *


Coba lihat, 

seluruh badan saya jadi bengkak, 

Manusia di Dunia harus Jujur terhadap urusan Agama, 

tidak boleh menggelapkan uang milik Dewa, 

kini saya sudah dapat pembalasan-nya, 

seumur hidup saya 

hanya berbuat dosa ini tidak berbuat dosa lain. 






Pejabat : 

Kamu sebagai Kepala Desa 

harus-nya ber-Bakti kepada Masyarakat Desa, 

memberikan contoh Kebaikan. 

Kelenteng didirikan di kampung 

untuk menghormati Dewa Suci, 

kamu malah menggunakan kesempatan ini 

untuk menggelapkan uang. 

Dosa ini tidak bisa di-ampuni.  

Roh dosa ke-2, cepat cerita-kan dosa-mu. 





Yang Shen : 

Saya mau tahu Bikhu ini, 

kamu Umat yang masuk Pintu Buddha, 

kok jatuh ke Neraka, 

bukan menuju ke Surga ? 





Roh : 

Amitabha, 

sejak umur 15 tahun saya masuk Biara 

untuk ber-Bakti kepada Buddha, 

bertapa dan belajar Ajaran Buddha, 

Hati ingin bertapa sampai sempurna 

namun dasar saya tidak kuat 

sehingga sering menggelapkan uang sumbangan dari Umat 

untuk keperluan saya. 


* *


Saya tidak menyerahkan semua dana 

untuk membetulkan Biara atau membeli minyak. 

Kalau ada Umat minta dibacakan Doa, 

saya melihat siapa yang mengundang, 

bila yang mengundang Orang miskin, 

saya menjawab tidak sempat. 


* * 


Bila yang mengundang Orang kaya, 

saya berusaha benar-benar 

untuk menyenangkan hati mereka karena serakah. 

Setelah mati, 

Guru Buddha tidak menyambut 

malah saya di-kawal Jenderal Sapi dan Kuda ke Neraka 

dan di-hukum di sini. 






Pejabat : 

Kamu sebagai Bikhu mengasingkan diri ke Biara, 

seharusnya ber-Kelakuan baik, 

Jujur untuk belajar Ajaran Buddha yang Benar, 

harus tekun, 

tidak boleh serakah akan Duniawi. 

Kamu lebih suka uang daripada Kebaikan, 

maka bertentangan dengan Ajaran Buddha, 

harus di-hukum. 






Chi Hoet : 

Mengabdikan diri kepada Buddha, 

mengasingkan diri dari Duniawi 

sehingga merubah nama asli-nya, 

memang Perbuatan Mulia, 

namun tidak tahan ujian Dunia, 

tidak menjalankan Kebaikan sebagai tujuan Kehidupan, 

namun ber-Hati Duniawi 

maka tidak pantas disebut Hati Yang Mulia, 

hilangkan tiga keinginan Hati, 

lupakan kenikmatan Duniawi 

baru bisa menemukan Buddha Hoet, 

tidak bisa meninggalkan tiga racun, 

tetap akan reinkarnasi ke 6 Jalanan, 

apabila Umat yang belajar Agama 

yang masih mencintai Duniawi akan sulit masuk Surga. 

Waktu sudah tiba, 

lain hari akan berkunjung kemari lagi, 

Yang Shen siap pulang. 





Yang Shen : 

Terimakasih atas bantuan Pejabat dan Jenderal, 

sekarang kami mau pulang, permisi. 




Chi Hoet : Cepat naik ke Teratai. 



Yang Shen : 

Saya sudah duduk, silahkan Guru berangkat. 




Chi Hoet : 

Vihara Shen Shien sudah tiba, 

Yang Shen turun, 

Roh kembali ke badan.