BAB 32


Mengunjungi 
Neraka Kecil Congkel Hati 


TAHUN 1977, GO GWEE, CAP LAK 



Chi Hoet : 

Budaya dan Ajaran Cina, 

sebenarnya asal terkumpul-nya 

dari Hawa murni Langit dan Bumi 

sebab itu bisa bertahan lama, 

turun temurun tetap untuk Kepercayaan-nya. 


* *


Sayang-nya Manusia sekarang lebih condong kepada kenyataan 

melihat bukti barang, 

sehingga mengabaikan budaya sendiri 

mengikuti budaya barat, 

segala apa pun ala ke-barat-barat-an 

sehingga melupakan Leluhur sendiri, 

malu menjadi Anak-cucu Keturunan ala Timur, 

apalagi sekarang zaman kemajuan Manusia 

bisa sampai ke Bulan, 

menganggap Manusia bisa melebihi Langit, 

tidak tahu-nya ini hanya ombak kecil dalam lautan besar, 

menggunakan alat canggih merusak Alam Dunia, 

akibat-nya mencari penyakit sendiri, 

Manusia harus hati-hati, 

Yang Shen naik ke Teratai. 





Yang Shen : Siap, silahkan berangkat. 



Chi Hoet : Sudah tiba, cepat turun. 



Yiam Wong : 

Selamat Datang Chi Hoet dan Yang Shen, 

kemari lagi, 

di jalanan-nya cepat. 





Chi Hoet : 

Hari ini mau merepotkan lagi, 

harap Yiam Wong tunjukkan jalan. 





Yiam Wong : 

Tempo hari saya sudah bilang 

saya akan mengajak kalian meninjau Neraka Mencongkel Hati, 

ikuti-lah saya, 

Para Jenderal mendampingi. 





Yang Shen : 

Terimakasih atas perhatian Yiam Wong, 

di depan “NERAKA KECIL Ke-16 CONGKEL HATI” 

sudah terdengar jeritan kesakitan, 

saya melihat pemandangan yang lebih sadis lagi. 





Yiam Wong : 

Para Umat merubah Hati, 

maka mereka mau tidak mau 

Hati-nya harus di-congkel untuk di-obati. 





Yang Shen : 

Pejabat Neraka sudah datang, 

saya mau memberikan Salam. 





Pejabat : 

Menyambut Yang Mulia, 

Chi Hoet dan Yang Shen tiba kemari, 

kalau kami ada kekurangan, 

harap di-maklumi. 





Yang Shen : 

Saya mengikuti Guru kemari, 

karena mau mencari bahan 

untuk dicantumkan dalam Buku, 

harap banyak memberikan Petunjuk. 





Yiam Wong : 

Suruh Jenderal buka-kan pintu. 




Jenderal : 

Siap, sudah di-buka, silahkan meninjau. 





Yang Shen : 

Ai, tidak tega mendengarkan suara jeritan ini. 

Lihat, Prajurit Setan menggunakan pisau yang tajam 

untuk membelah dada Roh dosa 

dan men-congkel hati-nya, 

seperti membantai babi, congkel hati babi. 

Roh dosa di-ikat kencang di tiang kayu, 

dada-nya terbelah, 

hanya sekali jeritan sudah pingsan, 

tidak tahu dosa apa yang mereka lakukan. 





Pejabat : 

Saya akan menyiram mereka dengan Air Mengembalikan Roh, 

biar sadar. 





Yang Shen : 

Sungguh ajaib, 

Roh disiram Air Mengembalikan Roh sadar lagi 

dan dada-nya kembali seperti semula. 





Pejabat : 

Saya akan menyuruh beberapa Roh keluar 

dan men-cerita-kan dosa-nya. 





Yiam Wong : 

Para Roh dosa dengar-kan. 

Ini-lah Chi Kung Buddha 

dan Yang Shen dari Tai Chung, Vihara Shen Shien, 

kemari mencari bahan Alam Baka.

Cepat cerita-kan kepada mereka 

dosa yang kamu lakukan di Dunia 

dan tidak boleh di-simpan, 

agar dapat dicantumkan dalam BUKU AMAL, 

tidak boleh dilanggar. 





Roh : 

Siap, 

mohon Yiam Wong bisa meringankan dosa saya boleh-kah ? 




Yiam Wong : 

Coba kamu, cerita-kan dulu, 

saya akan mempertimbangkan. 





Roh : 

Ya, waktu di Dunia, 

karena Pendidikan tinggi hingga jadi Mahasiswa, 

terpengaruh pikiran yang modern 

hingga ikut ke-barat-barat-an, 

di Sekolah ada seorang Profesor beragama Kristen, 

dia menasehati saya masuk Agama Kristen. 


* *


Selain bisa memperdalam Bahasa Inggris 

masih ada kesempatan untuk ke luar negeri. 

Saya pikir demi masa depan, 

akhir-nya saya turuti, 

kalau ada kesempatan ikut ke Gereja 

mendengarkan Ceramah Pendeta. 


* * 


Pertama bisa memperdalam ilmu pengetahuan, 

ke-dua bisa bergaul dengan Pemuda-Pemudi, 

banyak kegiatan urusan Agama. 

Setelah dibaptis, 

Hati memikirkan 

bahwa kampung halaman sendiri Sembahyang Dewa, 

menghormati Buddha sudah ketinggalan zaman, 

hanya menyembah patung Ajaran sesat. 


* * 


Waktu liburan, 

saya bertekad merubah Kepercayaan di rumah, 

bilang pada Ayah dan Ibu, 

jangan menyembah patung lagi 

namun Orangtua berpendirian teguh, 

tidak mau menerima saran saya. 


* * 


Saya jadi marah dan mengambil tempat abu Leluhur, 

papan Nama-nya di-buang ke tanah, 

melihat ini Orangtua saya marah besar, 

mengambil kursi dan memukul saya. 

Setelah kejadian itu, 

saya nekat tidak pulang ke rumah lagi. 

Setelah lulus, 

saya ikut Pendeta kemana-mana menyebarkan Agama Kristen 

dan bertugas di Gereja. 


* * 


Pada suatu hari saya meninggal 

dalam kecelakaan lalu lintas, 

setelah Yesus Kristus tidak datang menjemput saya 

kembali ke Surga, 

namun di-tangkap oleh dua Setan jahat 

dibawa ke Neraka 

dan di-sidang oleh Yiam Wong, 

di-hukum ke Neraka Mencongkel Hati, 

mohon Yiam Wong meringankan dosa saya. 






Yiam Wong : 

Kepercayaan keagamaan tidak dipaksakan, 

Agama apa pun boleh dianut 

namun kamu telah lupa diri, 

sehingga merusak tempat abu, 

Nama papan Leluhur-mu sendiri. 


* * 


Cara menganut Agama seperti kamu itu 

tidak bisa diajarkan pada Orang Lain, 

bahwa minum air harus ingat asal mata air-nya, 

walaupun Pendeta bilang jangan menyembah patung 

namun kamu tidak sadar, 

Salib, Alkitab dan Pendeta adalah patung. 

Kenapa kamu menyembah-nya. 


* * 


Yang disebut “Basmikan patung” 

artinya agar kamu menyadari akan Duniawi, 

jangan hanya tahu hidup ber-senang-senang, 

sehingga lupa mengisi kekosongan batin sendiri. 

Kamu salah paham atas Ajaran-mu, 

merusak tempat abu Leluhur 

sama dengan memutuskan hubungan dengan Leluhur, 

coba kamu pikir asal-mu dari mana ? 

Kamu Marga-nya siapa ? 

Semua ini adalah pemberian dari Leluhur-mu. 



* * 


Langit disebut Tuhan Allah Yang Maha Besar. 

Leluhur adalah Tuhan Allah yang Kecil, 

kamu sudah lupa asal diri-mu 

bahkan menghina Leluhur-mu, 

ini bukan tujuan Tuhan Allah, 

maka Surga tidak menampung kamu, 

harus diturunkan ke dalam Neraka. 

Karena mengaku terus terang, 

saya akan meringankan hukuman-mu di-kurangi 2 bulan, 

setelah bebas hukuman, 

akan reinkarnasi ke 6 Jalan. 






Chi Hoet : 

Tujuan mempercayai Agama sebenarnya untuk melatih diri, 

menenangkan Hati, 

bukan-lah cari gara-gara saling mengejek 

sebut-kan diri-nya Agama yang Benar. 


* *


Langit sudah menurunkan Peraturan-nya, 

kalau saling menghina Agama masing-masing, 

itu sudah timbul Hati yang mem-beda-beda-kan. 

Hilang-lah sudah maksud kedamaian 

atas Kasih Sayang Sesama Umat. 


* *


Kalau Manusia yang macam begini menyebarkan Agama, 

sudah pantas, 

bukan-kah Dewa itu sudah penting-kan diri sendiri. 

Lihat Orang percaya Agama apa baru di-lindungi. 

Kalau begini akan timbul perselisihan antara Dewa dan Nabi. 

Surga akan menjadi medan pertempuran 

dan tidak bisa 

disebut Dunia yang penuh kegembiraan dan suci lagi. 


Waktu sudah habis, 

lain hari kemari lagi, 

Yang Shen siap pulang. 






Yiam Wong : 

Perintah-kan Pejabat dan Jenderal berbaris, 

antar kamu. 




Yang Shen : 

Karena terbatas-nya waktu, 

tidak bisa lama di sini, 

Terimakasih atas bantuan Yiam Wong, 

Pejabat dan Jenderal, kami permisi. 




Chi Hoet : Cepat naik ke Teratai. 



Yang Shen : 

Saya sudah duduk, 

silahkan Guru berangkat. 




Chi Hoet : 

Vihara Shen Shien sudah tiba, 

Yang Shen turun, 

Roh kembali ke badan.