BAB 39


Mengunjungi 
Neraka Telan Bola Besi Berduri 


TAHUN 1977, KAU GWEE, JI CAP SHA 



Chi Hoet : 

Pintu Suci sunyi nan sepi, 

Umat sudah tidak banyak, 

masih terdapat Murid yang tidak benar, 

mereka hanya hidup dalam kepalsuan, 

mendengar Ajaran 

masuk telinga kanan keluar telinga kiri, 

sudah melanggar Peraturan Pintu Suci, 

diri-nya ber-kelakuan bejat, 

seolah-olah Pelajaran Kesucian sudah tidak berada lagi, 

maka ingat-lah Pepatah Orang Suci, 

KELUARGA YANG BERDERMA AKAN MENIKMATI JASA KEBAIKAN, 

ORANG YANG JAHAT PASTI ADA PEMBALASAN-NYA. 

Segala perbuatan Manusia selalu diawasi oleh Langit, 

bagi Umat yang tersesat, cepat-lah insaf. 

Hari ini berkeliling Alam Baka, 

Yang Shen siap naik ke Teratai. 





Yang Shen : 

Siap, 

Guru hari ini kelihatan-nya habis minum ya, 

berbicara seperti sedang kesal. 





Chi Hoet : 

Mengetahui Hati Manusia hanya mencari kesenangan, 

makin rendah derajat-nya Manusia, 

membuat saya menjadi kesal melihat-nya, 

sehingga saya pun minum-minum. 





Yang Shen : 

Sungguh mulia Hati-nya Chi Hoet. 




Chi Hoet : 

Cepat naik ke Teratai, 

tertiup angin yang segar, 

saya pun sadar, mari kita berangkat. 

Sudah tiba Yang Shen. 





Yang Shen : 

Di depan Pejabat dan Jenderal sudah menyambut kita, 

Salam Jumpa Pejabat dan Jenderal, 

hari ini saya dan Chi Hoet datang meninjau, 

harap banyak memberikan bantuan. 





Pejabat : 

Cepat bangun, 

Neraka ini dinamakan “TELAN BOLA BESI BERDURI”, 

termasuk Wilayah Tingkat Ke-6, 

kami sudah mendapat Surat Pemberitahuan dari Yiam Wong, 

mengetahui maksud kedatangan kalian 

sungguh mengagumkan. 





Chi Hoet : 

Tidak usah sungkan, Pejabat. 

Hari ini kami kemari harap banyak memberikan bantuan. 




Pejabat : 

Mari masuk biar bisa menyaksikan keadaan di sini. 




Yang Shen : 

Kelihatan banyak Roh dosa di-kurung dalam penjara, 

Prajurit Alam Baka menggunakan trisula besi 

memaksa Roh dosa membuka mulut, 

kemudian memasukkan bola besi 

yang penuh duri ke dalam mulut, 

Roh dosa kesakitan 

sampai keluar air mata 

darah pun keluar dari dalam mulut 

Roh hampir pingsan. 





Chi Hoet : 

Bola besi itu penuh duri yang tajam-tajam, 

mulut Roh dosa kuat, 

maka harus dipaksa buka 

menggunakan trisula besi 

kemudian memasukkan bola besi itu, 

biar punya mulut bisa ngomong, 

mau menjerit tidak ada suara. 





Yang Shen : 

Hukuman ini juga sadis, 

Manusia kalau tertelan tulang ikan sakit-nya bukan main, 

apalagi sekarang dimasukkan bola besi yang penuh duri itu, 

wah benar-benar tidak bisa ngomong, 

saya mau tanya Pejabat, 

dosa apa yang mereka lakukan 

sehingga di-hukum dengan cara demikian. 






Pejabat : 

Setiap Manusia yang tidak mau kalah berbicara, 

menggunakan mulut untuk merayu 

dan menipu uang milik Orang lain, 

suka minum obat BK, madat dan lain-lain. 

Kalau bicara suka melukai perasaan Orang lain, 

setelah mati 

Roh-nya tidak bisa lepas 

dari hukuman telan bola besi berduri ini. 

Saya memanggil beberapa Roh dosa keluar, 

biar mereka cerita. 





Chi Hoet : 

Mereka sudah tidak sadar, 

biar saya kipas mereka. 

Sudah sadar Jenderal, 

cepat cabut bola besi berduri, 

biar mulut mereka bisa bicara. 





Jenderal : 

Bola duri sudah dikeluarkan, 

silahkan Chi Hoet. 





Chi Hoet : 

Kalian dengarkan, 

saya Chi Hoet mengajak Yang Shen dari Dunia 

mau wawancara dengan kalian, 

harap diceritakan, 

kenapa kalian sampai di-hukum kemari. 






Roh : 

Waktu saya masih hidup pandai bicara, 

suara saya enak di dengar, 

karena wajah saya cantik, 

setelah menikah masih banyak Pria yang mengejar saya. 


* * 


Pada suatu hari, 

ada seorang Pria memberanikan diri minta dikasihani, 

karena dia Orang kaya 

maka saya ber-pura-pura bohong:  

Suami saya kurang perhatian sama saya, 

harap kamu bisa menolong saya, 

kemudian saya menyeleweng 

karena saya pintar bicara 

kekayaan-nya habis saya manfaatkan, 

setelah itu saya berbalik mengatai dia, 

sehingga dia merasa terhina, 

tanpa pikir panjang dia bunuh diri, 

setelah mati Roh-nya penasaran 

mengadu kepada Yiam Wong. 


* * 


Karena perbuatan saya, 

dia diijinkan untuk menganggu saya 

sehingga Kehidupan saya tidak tenang 

diganggu terus oleh Roh penasaran. 

7 tahun kemudian saya mati, 

Roh dia dan Roh saya bertemu, 

sehingga di-sidang lagi di Kota Mati Penasaran. 

Dia di-hukum dengan dosa menganggu Istri Orang Lain, 

saya di-hukum beruntun 

dari Tingkat Ke-1 sampai Tingkat Ke-6, 

Kha Chen Wuang memaki saya, 

mulut saya sungguh berdosa 

sehingga men-celaka-kan Orang Lain, 

harus di-hukum lagi di Neraka Telan Bola Besi Berduri, 

tiap hari di-paksa menelan bola berduri, 

jadi sangat tersiksa. 





Chi Hoet : 

Kamu mengadakan janji palsu masih menyeleweng lagi, 

lidah dan mulut-mu sungguh kejam, 

pantas kamu di-hukum begini, 

Roh dosa ke-dua, 

kamu cerita-lah. 





Roh : 

Saya hidup di Dunia sebagai gelandangan, 

suka menghisap ganja, 

minum obat terlarang, 

menyuntik diri, gunakan morfin, 

karena sudah kecanduan 

dan tidak punya uang untuk beli morfin dan obat perangsang, 

sehingga saya mencuri dan merampok. 

Setelah mati di-hukum di sini, 

sungguh sakit mulut saya, 

sudah tidak bisa menikmati lagi obat perangsang, 

namun tiap hari makan bola besi berduri, 

sungguh menyesal ini. 






Pejabat : 

Menghisap ganja, morfinis, 

di sini hukuman-nya paling lama, 

harus dihabiskan dulu semua racun obat-nya 

baru boleh reinkarnasi ke Dunia. 

Hukuman di sini tegas bagi Orang yang menghisap ganja, 

obat yang dilarang Pemerintah. 

Setelah mati Roh-nya akan di-hukum berat di Alam Baka, 

ada yang dimasukkan ke Neraka Aphi, 

harap Manusia yang mempunyai hobi ini cepat insaf, 

jangan sampai terbius nyawa dan raga lagi. 




Chi Hoet : 

Roh Ke-3, 

cepat cerita-kan dosa yang kamu lakukan di Dunia ? 





Roh : 

Karena saya banyak membaca Buku 

sehingga banyak mengerti syair-syair, 

jadi sering bersilat lidah dengan Teman dan Saudara, 

karena yang dibicarakan banyak kata-kata kasar, 

saya mengejek-nya dengan kata-kata Suci 

yang terdapat di Buku Kitab Suci, 

setelah meninggal Yiam Wong berkata : 

Kamu bukan manfaatkan kata-kata Suci 

untuk mengajar Orang Lain berbuat Kebaikan 

malahan dipergunakan untuk bersilat lidah. 

Kamu sudah salah menggunakan mulut-mu, 

mulut-mu yang keras harus di-hukum, 

lebih keras-nya bola besi 

atau mulut-mu yang lebih kuat. 






Chi Hoet : 

Punya Kebenaran bisa keliling Dunia, 

kalau punya kesalahan selangkah pun sulit dijalankan. 

Baik-baik-lah kalau berbicara, 

contoh-nya, 

habis membunuh Orang masa iya 

“nyawa dia yang harus mampus 

bukan saya yang men-celaka-kan dia”, 

berbicara seperti begini sudah salah, 

karena itu harus di-hukum juga, 

coba tanya Roh ke-4, 

kenapa kamu di-hukum di sini. 






Roh : 

Waktu di Dunia, 

karena terkumpul banyak uang dana, 

saya pun serakah, 

kalau ada Orang Lain mempunyai keperluan penting 

atau sedang susah mau pinjam uang pada saya 

maka saya pun bunga-kan, 

bunga tambah bunga lagi, 

bagi yang tidak kuat bayar, 

kalau tidak sanggup 

saya suruh tukang pukul mengancam-nya, 

setelah mati Yiam Wong memaki saya 

punya uang bukan membantu Orang Lain 

malahan di-bunga-kan yang tinggi 

seperti lintah menghisap darah Orang, 

sungguh serakah makan uang kotor, 

harus di-hukum makan bola besi berduri, 

biar merasa sakit. 





Pejabat : 

Orang yang punya uang ada yang keras hati-nya, 

serakah akan bunga-nya uang 

menjadi lintah darat, 

biarpun yang meminjam uang setuju dengan bunga-nya 

namun karena keras-nya Hati 

itu-lah seperti suka makan besi juga, 

setelah mati biar dia merasakan keras-nya bola besi ini. 

Nasehati-lah Manusia, 

sendiri banyak kelebihan uang 

harus membantu Orang Lain yang lagi butuh, 

jangan diadakan bunga yang tinggi menindas Orang, 

membantu Orang Lain adalah dasar-nya kegembiraan, 

kenapa tidak dilakukan ? 




Chi Hoet : 

Waktu sudah tiba, 

Yang Shen siap pulang, 

banyak Terimakasih atas bantuan Pejabat dan Jenderal, 

permisi. 




Pejabat : Antarkan Tamu. 



Yang Shen : 

Saya sudah duduk, silahkan berangkat. 




Chi Hoet : 

Vihara Shen Shien sudah tiba, 

Yang Shen turun, 

Roh kembali ke badan.