BAB 4


Melintasi Perbatasan Pintu Hantu 

Mendengar Ceramah Di Ruangan Segala Agama Menjadi Satu 


Tahun 1976, Bulan PE GWEE, Hari JI CAP LAK 



Chi Hoet : Hari ini siap berangkat, Yang Shen cepat naik ke Teratai.


Yang Shen : Ya, saya duduk, berangkat.


Chi Hoet : Sudah tiba, turun-lah.


Yang Shen : 

Di depan ada sebuah Pintu Kota 

dan di atas tertulis 

“PINTU HANTU ( KUIE MEN KUAN)” tiga huruf, 

berarti perbatasan Pintu Hati ada di sini, 

tetapi mengapa pintu-nya tidak terbuka, 

hanya terdengar suara yang berisik dari dalam kota.



Chi Hoet : 

Pintu Hantu sebenar-nya tidak terbuka, 

namun Manusia sendiri yang mau kemari, 

lihat saya kipasi, akan terbuka pintu-nya.



Yang Shen : 

Guru sungguh hebat, 

hanya goyangi kipas Hoet, 

Pintu Hantu langsung terbuka, 

tetapi Manusia setelah mati tidak punya kipas Hoet, 

bagaimana bisa masuk ke dalam ?



Chi Hoet : 

Manusia sudah mati menjadi Hantu, 

sudah tamat riwayat-nya di Dunia, 

sesudah datang ke sini, 

Pintu Hantu akan terbuka, 

Pintu di Alam Dunia sudah tertutup, 

namun Pintu Hati terbuka, 

itu-lah ajaib-nya ciptaan Yang Maha Kuasa, 

cepat jalan, saya mau mengajak kamu ke tempat, 

jangan banyak mencampuri urusan lain. 



Yang Shen : 

Ya, tetapi dalam Pintu Hantu ini, 

Orang begitu banyak seperti di dalam pasar 

dan tidak tahu mereka mau ke mana ? 




Chi Hoet : 

Para Roh itu sedang menuju ke Neraka Tingkat Ke-10 

untuk di-sidang, di-kawal oleh Prajurit Alam Baka, 

hari ini kita tidak usah menyaksikan ini di sini, 

jalan cepat, ikuti saya. 



Yang Shen : 

Ya, jalanan ini kok tidak rata, 

ber-lubang dan turun naik, mau menuju ke mana ? 



Chi Hoet : Kamu jalan 2 kilometer lagi akan tahu jelas. 


Yang Shen : 

Roh yang jalan di depan kita itu, 

kenapa di-kawal oleh Prajurit Alam Baka ? 



Chi Hoet : 

Orang ini waktu hidup di Dunia adalah Pengajar Agama sesat, 

karena tidak menyadari ke-Agama-an yang Benar, 

sering menghina Agama lain-nya, 

setelah meninggal akan di-hukum. 



Yang Shen : 

Di depan ada sejenis gedung dan tertulis 

“WAN CHIAO KUI CHUNG (Segala Agama Kembali Ke-Dasar-nya)”, 

ini tempat apa ? 



Chi Hoet : 

Ini-lah tempat-nya, 

karena di Dunia sekarang banyak timbul macam-macam Agama, 

Para Umat-nya tidak mengerti Ajaran mana yang Benar, 

sehingga saling mengejek atau menghina yang lain, 

hilang-lah sudah arti sesungguhnya Ajaran Agama itu 

dan telah berbuat kesalahan di mulut masing-masing, 

setelah meninggal 

harus ke RUANGAN SEGALA AGAMA kembali (Kembali ke Dasar-nya) 

untuk di-latih kembali, 

di depan sudah datang Pak Guru, 

cepat Yang Shen beri salam. 



Yang Shen : Salam, Pak Guru !


Pak Guru : 

Selamat Datang Chi Hoet dan Yang Shen, 

tempat ini kami sudah dapat Pemberitahuan 

untuk menyambut kalian, cepat bangun.



Chi Hoet : 

Hari ini saya mengajak Yang Shen kemari, 

harap Pak Guru sudi mengantar 

dan menjelaskan apa pertanyaan-nya.



Pak Guru :  Silahkan !. Ikut saya ke dalam dan silahkan duduk.


Yang Shen : 

Segala Agama Kembali ke Dasar-nya, 

benar-benar punya arti tapi saya kurang paham, 

harap Guru bisa menjelaskan-nya.



Pak Guru : 

Sekarang di Dunia ada 5 Agama besar 

yaitu Buddha, Kong Hu Cu, Islam, Kristen dan Hindu.


* *

Disebut Ajaran Agama yang besar, 

namun Dasar-nya 5 Agama itu dari TAO (Ajaran), 

dulu tidak ada sebuah AGAMA. 

Karena itu kemudian hari, Langit menurunkan Para Nabi 

ke beberapa Negara 

untuk mengajarkan Ajaran Tuhan kepada Manusia 

agar mengerti Pelajaran Kebenaran 

supaya Manusia bisa mengingat Dasar-nya, 

sayang setelah Para Nabi kembali ke Langit, 

maka terjadi perbedaan pendapat antar Umat-nya, 

pendapat dan berpencar atau ada yang menjadi musuh, 

tidak menyadari lagi 

sebetul-nya semua Ajaran Agama berasal dari Langit, 

dasar-nya sama dari satu Keluarga. 


* * 


Terjadi-lah keributan antar Umat, 

masing-masing mengaku Agama-nya yang Benar dan menghina Agama lain. 

Maka setelah meninggal Dunia, 

Roh-nya tidak sempurna sehingga jatuh kemari. 

Karena Yang Maha Kuasa tidak tega mereka jadi tidak benar, 

maka didirikan-lah ruangan ini 

untuk mengajarkan mereka 

agar memahami Ajaran dari Maha Kuasa yang sebenar-nya sadar 

dan diangkat kembali jadi Umat yang Benar.




Chi Hoet : 

Pak Guru, yang kamu jelaskan itu memang benar, 

tetapi Yang Shen masih belum paham, 

lebih baik mengajak dia meninjau ke dalam ruangan, 

daripada mendengar lebih baik menyaksikan.



Pak Guru : Baik-lah, ikuti-lah saya.


Yang Shen : 

Ruangan ini luas-nya ada berapa hektar ? 

Di dalam seperti ada kelas untuk sekolah, 

telah diduduki beberapa puluh ribu Orang 

yang terdiri dari macam-macam Bangsa dari segala penjuru Dunia, 

seperti mau sekolah ya.



Pak Guru : 

Ya, memang mau sekolah. 

Kalian ber-dua ikut saya ke depan ruangan untuk duduk dan mendengarkan.



Yang Shen : 

Pandangan yang begitu hebat, 

di Dunia pun tidak pernah terjadi. 

Di depan ada papan tulis dan tertera 

WAN CHIAO KUI CHUNG empat huruf. 

Seorang Guru yang ber-kepala botak sedang maju ke depan, 

ber-pakaian seperti seorang LAMA 

dan Para Murid ber-diri semua 

dan memberikan Hormat kemudian duduk lagi.



Pengajar : 

Hari ini datang Tamu Yang Shen 

dari Kota Tai Chung Vihara Shen Shien. 

Kalian tepuk tangan sebagai tanda menyambut Tamu.



Yang Shen : 

Guru Chi Hoet, mereka terdiri dari macam-macam Bangsa, 

bisa mendengarkan bahasa Mandarin apa tidak ?



Chi Hoet : 

Betapa besar-nya Dunia ini, 

biar berlainan Bangsa, Kepercayaan dan Agama 

tetapi ada-nya BATIN (Nurani), 

Manusia menjadi SATU HATI, 

setelah meninggal sifat diri-nya pun menjadi murni, 

tidak karena berlainan Bangsa lalu menjadi berlainan HATI, 

seperti bunyi geledek. 

Maka segala Bangsa pun akan mengetahui datang-nya hujan, 

kini mendengar suara Guru sudah mengetahui arti-nya, 

itu-lah BUDDHA BER-CERAMAH DENGAN SATU SUARA, 

PARA UMAT PUN MENGERTI MAKSUD-NYA. 

Jangan bertanya lagi, dengarkan. 




Pengajar : 

Walaupun Manusia terdiri dari beberapa macam Bangsa, 

namun satu Pelajaran, 

biar hidup di Dunia warna kulit-nya berlainan, 

namun tahu makan bila lapar, 

tahu tidur bila malam tiba, 

siang berganti malam, malam berganti siang, 

 matahari dan Bulan menyinari, 

hujan turun membasahi Bumi, 

semua Bangsa tetap menikmati keadaan Dunia ini, 

jadi bisa dikatakan SATU HATI, 

namun, karena Kepercayaan dan Agama berlainan, 

sehingga timbul perselisihan, 

mengatakan diri-nya yang bisa naik Surga, 

lain Agama hanya ke Neraka. 


* *


Sehingga Surga yang memang asal-nya dijauhkan 

namun membuat pandangan Istana di padang pasir, 

mengunci diri sendiri di dalam-nya 

seperti masuk ke kandang burung yang di-gantung di Langit, 

terasa betapa diri-nya tinggi 

menyenangkan diri-nya sambil bersiul 

itu-lah Neraka yang dari Surga. 


* *


Orang yang berdosa di Dunia 

adalah kambing yang menantikan pemotongan, 

bukan-lah Manusia yang telah tertolong. 

Coba kalian waktu hidup di Dunia 

membicarakan bisa naik Surga, 

kenapa sekarang berada di Neraka ini ? 

Apa-kah kalian berada di sini adalah badan kalian sendiri ? 


* *


Terdapat warna kulit Manusia yang hitam, putih dan kuning, 

ber-pakaian warna-warni, 

hanya warna asal hati tidak boleh diwarnai, 

jangan timbul perselisihan, 

saling mengasihi, 

maka dari mana perkataan KASIH SAYANG KEMULIAAN HATI ? 


* * 


Matahari dan Bulan tetap menyinari Manusia yang baik maupun jahat, 

dari dulu tidak membedakan, 

maka tetap bersinar dari dulu sampai sekarang. 

Kalian harus sadar, jangan iri hati, dengki dan ber-selisih. 

Sekarang sudah waktu-nya pembauran Segala Agama Kembali ke Dasar-nya, 

Kembali ke Dasar ialah Kembali-nya Hati, 


* *


Hati kalian semua dikumpulkan jadi satu 

dengan perlakuan kasih sayang, 

lahir-lah saling membantu, 

masing-masing Agama harus-lah membuka pintu lebar-lebar 

untuk menolong Sesama biar pun berlainan Nabi, 

namun TUJUAN HARAPAN mereka sama, 

agar Sesama Manusia bisa menjalankan Kebaikan berbuat AMAL Jasa 

hingga Dunia ini jadi Dunia yang penuh damai dan kegembiraan. 


* *


Yang di-tolong oleh Nabi adalah Roh Manusia maupun batin Manusia, 

badan Manusia sendiri tidak bisa menolong, 

maka jika mengetahui sesungguh-nya batin hati, 

baru bisa bebas dari duniawi 

demikian juga Dunia ini menjadi sempurna. 

Setiap Manusia menjadi Dewa Hoet, 

bisa menjadi Orang Suci. 

Jika tidak menjalankan dari semua ini, 

niscaya akan menerima hukuman 

dan ber-reinkarnasi kembali. 




Chi Hoet : 

Waktu sudah tiba, coba permisi pada Pak Guru, 

bila ada kesempatan akan datang kembali. 

Yang Shen cepat permisi pulang. 




Yang Shen : 

Pak Guru, sungguh maaf, karena waktu-nya terbatas, 

mau pulang dulu ke Vihara 

dan terputus mendengarkan Ceramah lagi, 

sungguh sayang dan mohon maaf. 



Pengajar : Tidak apa-apa, akan kami antar. 


Chi Hoet : 

Yang Shen cepat naik ke Teratai, 

hari ini setelah mendengar Ceramah, 

kamu ada pendapat. 



Yang Shen : 

Yang dibicarakan oleh Guru itu memang benar, 

sekarang masing-masing Agama saling bertentangan, 

pepaya yang di-jual, 

sendiri mengatakan pepaya-nya-lah yang manis, 

jika Manusia di Dunia bisa bilang coba-coba makan, 

seperti kita minum, 

apa air-nya panas atau dingin diri sendiri yang tahu 

maka apa yang dirasakan-nya itu-lah kenyataan, 

baik buruk ditentukan oleh si pembeli, 

demikian-lah pendapat saya. 




Chi Hoet : 

Manusia di Dunia benar-benar keras kepala, 

maka sulit bisa ke Surga, 

Para Dewa berbicara Kebenaran 

adalah untuk menyampaikan maksud dan tujuan Yang Maha Kuasa 

bahwa Langit itu Adil, 

jika kamu yang lahir di Negara lain 

dan pasti kamu percaya pada Agama Negara itu. 

Apakah karena itu saya tidak mau lagi menolong kamu ? 

Kalau begitu saya sudah tidak pantas disebut Hoet (BUDDHA) lagi 

berarti saya sudah MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI. 


* *


Maka harapan saya, 

Manusia mau mengeluarkan HATI YANG MULIA atau MURAH HATI, 

tinggalkan pikiran-nya yang mau menang sendiri, 

kalau tidak, 

JALAN KAMU KE SURGA, LEBAR-NYA HANYA 5 METER, 

mana muat untuk Umat Manusia di Dunia. 


* *


Baik-lah Vihara sudah tiba, 

Yang Shen turun dan Roh kembali ke badan.