Mengunjungi
Neraka Press Jari-Jari Tangan
TAHUN 1977, CAP IT GWEE, JI CAP LAK
Chi Hoet :
Musim salju telah datang,
tidak lama lagi Tahun Baru tiba,
nasehati Manusia, cepat-lah insaf.
Jangan banyak berbuat dosa baru lagi.
Hari ini mau mengelilingi Alam Baka lagi.
Yang Shen naik ke Teratai.
Yang Shen :
Sungguh dingin hawa-nya,
saya takut tidak kuat menahan-nya,
mohon pada Guru,
bisa-kah memberikan Pil Dewa lagi ?
Chi Hoet :
Jangan banyak pikir yang bukan-bukan,
apakah Rohani kamu takut kedinginan,
kalau ingin Pil Dewa, ini saya berikan 1 Pil,
jangan menganggap saya pelit yah,
cepat minum,
mau berangkat.
Yang Shen :
Terimakasih atas Pil Dewa yang diberikan oleh Guru
dan mohon dimaafkan keserakahan saya,
saya sudah duduk,
silahkan berangkat.
Chi Hoet : Sudah tiba, cepat turun.
Yang Shen :
Hari ini kita mengunjungi Neraka yang mana ?
Kenapa tidak melihat Pejabat yang menyambut,
hanya Roh dosa yang di-kawal oleh Prajurit Alam Baka
yang sedang jalan.
Chi Hoet :
Kita ke depan terus,
kamu akan tahu.
Yang Shen :
Di depan adalah Neraka Besar Panas Nan Menjengkelkan,
tempo hari kita sudah kemari,
sekarang mau meninjau lagi ?
Chi Hoet :
Hari ini kita mau meninjau
“Neraka Press Jari-Jari Tangan”,
untuk menuju Neraka itu
harus melewati jalanan kecil
yang terdapat di samping
Neraka Besar Nan Menjengkelkan itu.
Yang Shen :
Panas-nya sudah terasa di depan,
bagaimana kita jalan,
pernah mendengar jalanan kecil itu juga
adalah Jalanan Yang Panas
dan sepasang kaki saya ini
bagaimana bisa melintasi,
apa akan dipanggang juga ?
Chi Hoet :
Kamu tidak usah takut,
ada saya di sini Jalanan Panas
bisa menjadi Jalanan Yang Dingin.
Yang Shen :
Harap Guru mengeluarkan Ilmu,
sudah mau sampai ke jalanan yang kecil itu,
terlihat jalanan itu berwarna merah,
bagaimana kita melewati ?
Chi Hoet :
Lihat Ilmu saya,
mengipas tanah Duniawi
jadi tempat yang sejuk nan bersih,
sekarang jalan-lah.
Yang Shen :
Sungguh hebat Ilmu Buddha,
satu jalanan merah yang panas,
kini menjadi tanah yang sejuk dan tenang,
Roh yang sedang jalan di depan
menjadi kaget dan merasa aneh,
mereka jadi melihat ke sana kemari
dan juga cepat-cepat jalan.
Chi Hoet :
Cepat ikut saya jalan,
kalau tidak nanti berbalik jadi panas lagi
kamu bisa menemui kesulitan.
Yang Shen :
Saya jadi ber-lari-lari mengikuti Guru,
di samping kiri jalanan itu
sudah menanti Pejabat Neraka dan Jenderal
dengan barisan-nya.
Chi Hoet :
Mereka adalah Pejabat dan Jenderal
dari Neraka Press Jari-Jari Tangan,
cepat beri salam.
Yang Shen :
Salam Jumpa Pejabat dan Jenderal,
saya adalah Yang Shen
mengikuti Guru Chi Kung Buddha,
kemari meninjau,
harap banyak memberikan bantuan.
Pejabat :
Selamat Datang kemari,
kami merasa bangga atas kedatangan kalian,
karena Neraka ini akan dicantumkan dalam Buku,
mari silahkan meninjau.
Yang Shen :
Terimakasih,
tulisan “NERAKA PRESS JARI-JARI TANGAN”
terdapat di Pintu Neraka,
masuk di samping pintu ada penjagaan yang ketat,
juga ada bangunan pos-pos yang kecil.
Pejabat : Silahkan masuk.
Yang Shen :
Terimakasih,
kini sudah terdengar suara-suara jeritan.
Chi Hoet :
Di masing-masing Neraka
juga terdengar suara jeritan demikian
seperti dalam kesakitan,
menyedihkan dan mengharapkan bantuan.
Yang Shen :
Dalam Neraka ini perlengkapan-nya sudah modern,
ke-dua tangan Roh dosa di-ikat
menggunakan per baja bersambung
ke satu baris rel besi itu,
rel besi itu berwarna merah kepanasan
seperti ada setrum,
* *
tangan Roh dosa tidak bisa lepas
karena per baja mulai bergerak,
semakin tangan-nya digerakkan
semakin kencang ikatan-nya
dan panas-nya setrum pun menyengat
sehingga ke-dua tangan-nya hangus terbakar,
Roh dosa menjadi lemas terkulai.
Pejabat :
Hukuman di Neraka ini
dulu-nya menggunakan gosokan
untuk menggosok tangan-nya Roh dosa,
untuk mengimbangi kelihaian-nya Manusia,
maka diganti dengan cara ini.
Saya akan panggil beberapa Roh dosa,
cerita-kan perbuatan jahat-nya.
Yang Shen :
Benar-benar ada yang tinggi,
kini ketemu yang lebih tinggi lagi.
Pejabat :
Para Roh dosa dengar,
ini Chi Kung Buddha dan Yang Shen
dari Kota Tai Chung, Vihara Shen Shien
kemari meninjau
serta mencari bahan dosa kejahatan
yang telah dibuat oleh kalian
untuk menasehati Dunia,
kalian harus jujur men-cerita-kan,
agar Manusia jangan berbuat dosa lagi.
Roh :
Waktu di Dunia,
perbuatan saya sungguh kurang ajar,
sering melakukan colak-colek pada Wanita yang lewat
di jalanan,
setelah meninggal di-hukum di sini.
Pejabat :
Sepasang tangan kamu itu banyak jahil,
pantas di-hukum.
Roh yang ke-dua bicara-lah.
Roh :
Saya sering memanas-manasi Orang Lain,
mencari keuntungan melalui pengaduan yang berlebihan,
setelah meninggal Yiam Wong marah
meng-hukum saya,
yang sering mempergunakan ke-dua tangan ini
menulis pengaduan
yang sifat-nya men-celaka-kan Orang Lain,
harus di-setrum tangan ini,
hukuman ini sungguh sakit buat saya,
mohon Chi Kung Buddha menolong saya.
Chi Hoet :
Kamu pandai menulis,
kenapa kamu tidak menulis surat kepada Yiam Wong,
mohon di-ampuni.
Roh :
Yiam Wong tegas dan adil,
saya tidak berani mencari penyakit sendiri.
Chi Hoet :
Kalau begitu, saya pun sama.
Pejabat :
Tidak boleh sembarangan memohon,
Roh ke-3 cepat cerita.
Roh :
Waktu di Dunia
saya jadi bandar judi di sebuah kasino,
sering melakukan kecurangan,
sehingga banyak uang,
karena gampang-nya mencari uang
hidup pun mewah
dan sering melakukan kejahatan yang melanggar Hukum,
menjadi Orang yang terkenal di Masyarakat hitam,
tidak tahu-nya setelah meninggal
Yiam Wong marah-marah,
meng-hukum saya ke Neraka ini 30 tahun
setiap hari di sini cukup tersiksa.
Chi Hoet :
Sudah jadi bandar kasino berbuat curang lagi,
sungguh dosa yang besar,
setelah habis hukuman di sini
akan reinkarnasi menjadi Manusia,
ke-dua tangan ini pasti cacat,
karena karma pembalasan,
mengharap Manusia di Dunia,
cepat-lah berhenti bermain judi.
Roh ke-4, kamu cerita.
Roh :
Waktu di Dunia,
saya pernah membuka cek kosong,
melakukan penipuan,
setelah meninggal di-hukum kemari.
Waktu masih hidup
jika saya kabur jauh,
Orang yang menagih hutang pasti tidak berdaya,
namun bisa lolos di Dunia
sebaliknya saya di-hukum di Alam Neraka.
Pejabat :
Punya hutang,
harus bayar biar se-sen pun,
kalau tidak di Neraka tidak akan ada ampun-nya.
Chi Hoet :
Sekarang sangat banyak Manusia yang membuka cek kosong,
setelah membuka atau membayar dengan cek,
Orang-nya kabur sehingga menjadi cek kosong,
setelah meninggal harus di-hukum berat,
setelah reinkarnasi akan jadi sapi,
jadi kuda sebagai pembayaran,
pembalasan karma ini pasti terjadi,
camkan-lah.
Pejabat :
Roh ke-5, kamu tidak gagah lagi,
cepat cerita-kan perbuatan yang kau bangga-kan itu.
Roh :
Mohon Pejabat jangan meledek saya lagi,
waktu di Dunia
saya adalah anggota satu geng,
senang melakukan keributan,
mengacau keamanan Masyarakat,
asal ketemu urusan yang tidak menyenangkan
atau ada Orang yang memandang saya terus menerus,
pasti saya pukul.
* *
Urusan berantem adalah kerjaan saya setiap hari,
setelah meninggal di-sidang oleh Yiam Wong
dan menyuruh Kepala Sapi bermuka dua memukuli saya
dan tanya pada saya menyerah tidak,
di-pikir-pikir kelakuan saya memang tidak boleh.
Pejabat :
Waktu kamu masih muda gampang benar marah,
kerjaan-nya hanya mencari keributan,
merusak ketenangan Masyarakat,
tangan-mu memang keras,
sekarang rasakan,
rel baja ini yang kuat atau tangan-mu,
biar kamu pikir.
Chi Hoet :
Waktu-nya sudah tiba,
Yang Shen siap pulang.
Yang Shen :
Terimakasih bantuan-nya Pejabat dan Jenderal,
kami mau pulang, permisi.
Pejabat :
Harus, harus,
perintah-kan Jenderal berbaris,
antar Tamu.
Chi Hoet : Yang Shen naik ke Teratai.
Yang Shen :
Saya sudah duduk, silahkan berangkat.
Chi Hoet :
Vihara Shen Shien sudah tiba,
Yang Shen turun,
Roh kembali ke badan.