BAB 47


Mengunjungi Neraka Kecil
Cabut Lidah Melubangi Pipi 


TAHUN 1978, JI GWEE, CE SHA 



Chi Hoet : 

Mungkin ada Manusia bilang, 

saya ini perasa, gampang bersedih, 

apakah saya harus melarang pembicaraan mereka ? 

Ber-semangat-lah Manusia 

seperti sedang naik tangga, 

melaju terus tidak tahu berhenti, 

tidak terasa sudah sampai di ujung tangga 

dan hilang kendali, 

sehingga diri-nya pun hancur jatuh dari atas, 


* *


menjadi Manusia harus-lah sadar 

bahwa Kehidupan ini tidak lama, 

kamu hanya-lah titipan tinggal di rumah yang bertingkat itu, 

setelah sekian tahun, 

kau akan pergi meninggalkan-nya, 

Tahun pun silih berganti Tahun, 

tumbuh-nya Orang baru menggantikan Orang lama, 

jika tidak cepat-cepat sadar, 

setelah badan ini sudah penuh kotoran Duniawi, 

masih tidak ada perubahan sedikit pun, 

maka sampai waktu itu, 

mau menyesal sudah terlambat, 

hari ini saya siap mengelilingi Alam Baka lagi. 

Yang Shen naik ke Teratai. 





Yang Shen : 

Siap, terdengar suara Paritta di Vihara, 

tanda-nya untuk mengantar kepergian Seseorang Manusia 

dari Alam Dunia. 





Chi Hoet : 

Suara Paritta menyadarkan Manusia, 

bahwa Orang yang sudah meninggal itu 

tidak akan balik kembali, 

sekarang kita juga mau menuju ke Alam Baka sudah tiba, 

Yang Shen turun. 





Pejabat : 

Selamat Datang, 

Chi Kung Buddha dan Yang Shen Shien, 

Neraka ini nama-nya 

“NERAKA KECIL CABUT LIDAH MELUBANGI PIPI” 

termasuk Wilayah-nya Tingkat Ke-7, 

kalian ber-dua datang atas Titah mengarang Buku, 

sungguh mulia Tugas ini. 





Yang Shen : 

Pujian Pejabat, 

kami tidak dapat menerima-nya, 

kalau bukan perlindungan Guru 

dan juga bantuan-bantuan dari Pejabat, 

akan terasa berat-nya Tugas ini, 

hari ini kami kemari meninjau, 

harap Pejabat juga banyak memberikan bantuan-nya. 





Pejabat : 

Tentu, 

mari kalian ber-dua ikut saya masuk ke dalam Neraka ini 

meninjau-lah dengan seksama. 





Yang Shen : 

Terimakasih sudah tiba di Pintu Neraka, 

Penjaga sedang berbaris memberikan Hormat, 

di dalam Neraka kini terdengar suara jeritan, 

Para Prajurit di Alam Baka 

sedang menggunakan kail besi yang besar 

memaksa membukakan mulut-nya Roh-Roh dosa, 

kemudian mengailkan lidah-nya 

dan ditarik keluar, 

kemudian dipotong sampai putus 

pakai pisau tajam, 


* * 


Roh-Roh dosa selain menjerit darah pun berceceran, 

sehingga membasahi dada, 

sudah begitu 

Prajurit Alam Baka masih menggunakan bor besi yang tajam, 

menusuk pipi kiri Roh dosa, 

sehingga menembus ke pipi kanan, 

lalu menusukkan kawat yang kecil 

dan diikatkan ke tiang kayu, 

Roh-Roh dosa pun pingsan 

setelah merintih kesakitan, 

wuah!. 

Sungguh sadis hukuman ini. 





Pejabat : 

Lidah juga berhubungan dengan Hati, 

jika terluka akan terasa sakit. 

Maka yang di-hukum di sini 

selain bergetar badan nya pun sampai terkencing-kencing. 





Yang Shen : 

Hukuman yang dilakukan di Alam Neraka, 

semuanya berdasar atas apa dosa yang dibuat, 

maka disesuaikan hukuman-nya, 

sungguh tepat 

dan Roh-Roh dosa yang di-hukum kemari 

kebanyakan melanggar kesalahan apa ? 





Pejabat : 

Yang di-hukum kemari, 

kebanyakan berbuat dosa di mulut, 

karena kekurang-ajaran-nya mulut ini, 

sekarang saya perintah-kan Roh-Roh dosa 

men-cerita-kan kejadian-nya, 

agar bisa tercantum dalam Buku

untuk menasehati Manusia di Alam Dunia. 





Yang Shen : 

Terimakasih atas kesempatan yang diberikan oleh Pejabat. 




Pejabat : 

Roh-Roh dosa sudah di-kawal keluar, 

silahkan Yang Shen tanya pada mereka. 




Yang Shen : 

Saya mau tanya Nenek ini, 

kenapa Nenek di-hukum di sini ? 




Roh : 

Saya hanya tidak bisa menjaga omongan, 

maka saya tidak berdosa. 




Chi Hoet : 

Karena omongan kamu, 

sudah men-celaka-kan Orang Lain, 

apakah itu bukan dosa, 

cepat cerita-kan yang Jujur, 

kalau kamu tidak ingin di-hukum lebih berat lagi. 





Roh : 

Baik-lah, saya cerita-kan, 

di waktu masih hidup 

saya paling iri pada Orang Lain, 

jadi sering mengadu domba 

dan men-cerita-kan yang bukan-bukan 

untuk merusak Rumah Tangga Orang Lain, 

sehingga ada yang berpisah karena pengaduan saya, 

sehingga ke-dua Adik dan Kakak sampai Orangtua-nya 

tidak ada yang mengurus-nya lagi 

cuma itu saja, 

saya tidak berbuat dosa yang lain lagi. 





Pejabat : 

Seperti kamu-lah yang dijuluki Panjang Lidah 

di Alam Dunia, 

sebagai Wanita, 

tidak menjaga Ajaran mulut-nya, 

sering mengatakan Orang Lain, 

merusak Rumah Tangga Orang Lain, 

juga mau merokok, minum arak dan sebagainya, 

bicara pun tidak menjaga Kesopanan, 

suka-nya berteriak-teriak atau berbisik-bisik 

di telinga Pria, 

bicara bahasa yang jorok, 

lidah ini sungguh beracun harus dipotong 

baru bisa diam mulut-nya, 

kemudian kini dilatih diperbaiki lagi. 






Chi Hoet : 

Tajam-nya lidah seperti pisau, 

di Neraka Cabut Lidah paling banyak kaum Wanita, 

karena Wanita umum-nya picik dan banyak omong, 

paling gampang mendatangkan keributan, 

apalagi yang tidak memiliki sifat Lemah Lembut, 

bicara seperti mau teriak, 

karena bahasa-nya mudah melukai perasaan Orang Lain, 

sendiri-nya sudah tahu 

namun tidak mau memperbaiki-nya, 

maka setelah meninggal harus diperbaiki lidah-nya itu 

oleh Prajurit Alam Baka 

biar suaranya menjadi rendah lemah lembut, 

mengembangkan suasana yang damai. 




Yang Shen : 

Saya mau tanya Tuan ini, 

sudah pernah berbuat dosa apa ? 

Sehingga di-hukum di sini. 





Roh : 

Waktu masih hidup 

saya gampang marah, 

jika ketemu urusan yang tidak menyenangkan Hati saya 

atau mendengar suara yang tidak enak, 

maka saya pasti marah dan memaki, 

tidak peduli itu Orangtua atau Leluhur Orang Lain, 

sekalian dimaki-kan dan tidak merasa takut, 

cuma saya tidak pernah berbuat dosa lain, 

setelah meninggal Yiam Wong tidak melepaskan saya, 

dikatakan-nya 

bahwa mulut saya ini sungguh jahat, kotor 

dan tidak bisa di-ampuni, 

akhir-nya saya pun di-hukum kemari, 

mengharapkan Manusia-Manusia di Alam Dunia, 

jangan-lah mencontoh saya, 

kalau tidak setelah meninggal 

di Neraka ini ada bagian-nya. 






Pejabat : 

Ada peribahasa : 

Hati jahat tidak ada yang bisa lihat, 

namun mulut yang jahat bisa didengar, 

mulut jahat gampang menyinggung perasaan Orang Lain, 

sehingga terjadi perselisihan, 

akhir-nya pun terjadi keributan, 

nama-nya juga luka disilet gampang sembuh lagi, 

tetapi tersinggung karena omongan terasa sulit dilupakan, 


* * 


apalagi waktu memaki Orang tidak pandang siapa, 

kasar bahasa-nya 

dan ditambah lagi hinaan, 

ini sungguh berdosa sebagai Orang yang saleh, 

berbicara-lah bahasa yang enak 

penuh Ajaran 

dan tidak boleh berbicara yang jorok 

karena berbuat dosa mulut 

mana bisa sempurna di kemudian hari, 

pun akan dapat hukuman di sini. 





Yang Shen : 

Saya mau tanya Guru ini, 

kamu kemari mau adakan Upacara baca Keng atau Doa. 





Roh : 

Amitabha ! 

Keng pahit Keng pahit, 

berpikir kembali di masa Kehidupan yang Dahulu, 

mengagumi ke-Agungan Ajaran Buddha 

sehingga saya pun melepaskan diri dari Alam Duniawi, 

dan mengasingkan diri menjadi Pendeta di Biara, 

rajin baca Keng 

dan meneliti Pelajaran Buku-Buku atau Kitab 

sehingga bisa ber-Ceramah, 


* * 


bila ada Kebaktian 

dan saya sering mengatakan kelemahan Agama lain, 

menganggap Buddha-lah yang terbesar, 

Dewa lain, Mao Co atau Nabi lain adalah Dewa yang kecil. 

Semua adalah kepercayaan yang tersesat. 

Hanya Buddha-ku lah yang benar, 

karena Ceramah saya-lah 

banyak Umat yang terpengaruh oleh saya, 

sehingga mereka pun ikut-ikut-an mengejek Agama lain, 

saya hanya ber-cerita menurut Ajaran di Buku, 

maka tidak tahu ada kesalahan-nya, 


* * 


setelah meninggal Roh saya terasa diikat, 

tidak bisa terlepas, 

saya baru sadar sudah terikat oleh Dewa-Dewa lain, 

karena sudah berbuat dosa menghina Para Dewa, 

sehingga saya dimasukkan ke Neraka, 

tidak bisa menuju ke Surga, 

mohon pertolongan Chi Kung Buddha. 






Chi Hoet : 

Murid biadab, 

di Buddha tidak ada Murid semacam kamu, 

Pelajaran Buddha adil dengan Sesama-nya, 

segala Dewa terjadi-nya karena perkembangan zaman, 

bertapa sehingga sempurna dan menjadi Dewa, 

hanya berbeda panggilan-nya, 

Ma Co atau Nabi-Nabi lain, 

semua pernah menolong Manusia, 

mengorbankan diri demi Umat-nya, 

kini berada di Surga dan Buddha pun sama, 


* * 


karena di zaman sekarang 

ada Pertapa yang sok pintar, 

untuk menarik Umat, 

sehingga merubah isi Buku atau Kitab, 

atau mengarang Buku yang Pelajaran-nya menyesatkan, 

sehingga terjadi perselisihan di antara Umat, 

dosa ini sungguh tidak boleh di-ampuni lagi, 


* *


mengharap Umat di Alam Dunia 

yang menjadi Pendeta, Bikhu atau yang lain-lain 

belajar Keagamaan harus terang 

dan Jujur Hati-nya 

dan menyesuaikan diri 

menurut Ajaran yang pada Kelakuan sehari-hari, 

bukan mengadakan isu atau gosip yang bukan-bukan 

atau berbicara 

yang bisa menyinggung perasaan Umat Agama yang lain, 


* * 


bagi Orang-orang yang sudah melakukan kesalahan, 

mengarang Buku yang sifat-nya menyesatkan, 

cepat-lah bakar Buku saat itu, 

bersih-kan mulut berbicara Keng 

atau Ajaran yang Benar, 

kalau tidak, 

biar kau rasakan sakit-nya hukuman 

di cabut lidah melubangi pipi ini, 

waktu-nya hari ini sudah tiba, 

Yang Shen siap-siap kembali ke Vihara. 





Pejabat : 

Jika ada kekurangan, 

harap kalian maklumi, 

Perintah-kan para Jenderal berbaris 

antarkan Tamu. 




Yang Shen : 

Terimakasih Pejabat dan Para Jenderal, 

Selamat Tinggal, 

Guru saya sudah duduk, 

silahkan berangkat. 




Chi Hoet : 

Vihara Shen Shien sudah tiba, 

Yang Shen turun, 

Roh kembali ke badan.