Mengunjungi Kolam Kotoran Darah
dan Gunung Timur
TAHUN 1978, LAK GWEE, JI CAP GO
Chi Hoet :
Telah banyak melewati jalanan di Alam Baka
yang terlihat adalah Roh,
setelah saya dilahirkan
yang jadi saya ini sebenarnya siapa ?
Kini saya pun lahir, siapa diri-ku ini ?
Ke-dua mata kini suram,
juga tidak tahu siapa-kah saya ini ?
* *
Para Umat bingung
seperti Murid yang suka bolos dari Sekolah.
Hanya membawa tas belajar dari rumah,
namun bermain di luar Sekolah.
Setibanya waktu ujian
satu pertanyaan tiga tidak bisa dijawab,
percuma dikirim ke Sekolah oleh ke-dua Orangtua
membesarkan Anak yang pikun
tidak tahu apa-apa,
* *
saya di sini mengharap
Para Umat di seluruh Dunia,
sebagai Manusia jadi-lah Orang yang bertanggung-jawab,
banyak-banyak-lah berbuat Kebaikan,
jangan berbuat kucing-kucing-an,
berbuat kejahatan
jangan sampai setelah meninggal
menjadi Setan yang kurang ajar,
karena waktu masih hidup
kebiasaan-nya jalan di tempat gelap,
kini pun jadi Roh dosa yang jalan-nya merabah,
maka celaka-lah diri-nya.
Hari ini siap mengelilingi Alam Baka lagi,
Yang Shen naik ke Teratai.
Yang Shen :
Siap, saya akan duduk,
silahkan Guru berangkat.
Chi Hoet :
Sudah tiba, Yang Shen turun.
Yang Shen :
Hari ini kita tiba di tempat ini,
kenapa di depan banyak terlihat sebuah kolam besar,
dilihat dari kejauhan
seperti di kolam banyak terapung bayangan Orang
dan terdengar suara yang minta tolong,
oh, rasa-nya saya sudah mencium bau yang amis.
Chi Hoet :
Di depan itu-lah “KOLAM KOTORAN DARAH”,
hari ini mengajak kamu kemari,
kamu harus ber-Semangat,
mari kita menuju ke sana.
Yang Shen :
Di jalanan terlihat banyak Prajurit Alam Baka
sedang mengawal jalan Roh dosa
juga menuju ke kolam itu.
Chi Hoet :
Mereka akan di-hukum ke kolam itu.
Yang Shen :
Bau amis-nya semakin menyesakkan,
juga terdengar suara minta tolong yang begitu kencang,
oh, air di kolam ini seperti kotoran darah,
sungguh amis bau-nya.
Jenderal Penjaga Kolam :
Selamat Datang Chi Hoet dan Yang Shen,
kami sudah dapat Pemberitahuan,
bahwa kalian akan datang,
silahkan masuk menyaksikan.
Yang Shen :
Dari sini sudah cukup jelas melihat-nya,
saya pikir tidak usah terlalu dekat ke kolam ini,
harap Jenderal
cukup cerita-kan keadaan di sini saja-lah.
Jenderal :
Ya,
kolam ini dinamakan “KOLAM KOTORAN DARAH”,
tempat-nya
di bawah Jembatan NI HO CHIAO
(JEMBATAN TIDAK BISA BERBUAT APA-APA),
letak-nya di ujung kali itu,
Roh dosa setelah jatuh dari atas Jembatan Ni Ho
ke dalam Jurang Ular Beracun,
di-makan, digigit oleh ular
sehingga darah pun terkumpul jadi kali darah
dan mengalir ke dalam kolam ini
yang di-hukum di sini
adalah Roh yang berbuat dosa juga.
Yang Shen :
Coba Jenderal jelaskan.
Jenderal :
Dewa tidak boleh dihina
karena Kesucian-nya
namun masih juga banyak Orang memaki
atau memaki Orangtua
menggunakan bahasa yang kotor,
mengadu domba karena iri hati,
men-fitnah Orang Lain,
semua termasuk Hati pikiran yang kotor
atau yang berbuat susila hubungan badan pada siang bolong,
tidak takut sinar Matahari
tidak takut dilihat Orang,
sungguh kotor perbuatan tersebut.
Juga ada yang mencari uang dengan menjual diri,
berbicara bahasa yang kotor,
karena terlalu banyak melacur,
kotoran rohani-nya atau di mulut-nya
suka makan kotoran
yang anggapan-nya untuk kesehatan badan,
karena terpengaruh Pelajaran yang menyesatkan
atau sebagai Manusia suka membunuh,
mematikan Nyawa Kehidupan,
menghina atau mengotori tempat-tempat Ibadah,
setelah meninggal harus di-hukum dalam kolam ini.
Chi Hoet :
Ada yang mengatakan,
Wanita yang sedang mengandung dan meninggal
akan dimasukkan dalam kolam darah,
ini tidak benar,
mengandung karena ciptaan Langit dan Bumi
sudah meninggal karena mengandung
sudah kasihan nasib-nya,
mana ada alasan-nya di-hukum ke kolam darah,
* *
maka kalau ada Umat
yang Saudara-nya meninggal karena melahirkan
harus-lah banyak Sembahyang,
berbuat Kebaikan
atau banyak mencetak Buku Amal,
membagikan ke Orang Lain,
supaya Amal Kebaikan itu bisa membantu
dan menolong Hati-nya
yang penuh kaget dan tegang itu,
sebab waktu Wanita yang mau melahirkan
Hati-nya bimbang,
bercampur takut dan sakit,
kalau sampai meninggal
maka Rohani-nya tidak tenang
karena itu-lah sebagai Suami atau Saudara-nya
harus banyak berbuat Amal,
Jasa Kebaikan
memohon Dewa Buddha bisa menolong.
Jenderal :
Yang dikatakan Chi Hoet benar,
harap Manusia camkan-lah hal ini.
Chi Hoet :
Karena kami mau menuju ke tempat lain.
Juga sudah tahu keadaan-nya KOLAM KOTORAN DARAH ini,
kami permisi.
Yang Shen :
Terimakasih atas penjelasan-nya Jenderal.
Jenderal :
Oh tidak apa,
Kalau ada kekurangan,
harap memaklumi.
Chi Hoet :
Yang Shen naik ke Teratai,
siap ke Istana Gunung Timur.
Yang Shen :
Saya sudah duduk,
silahkan Guru berangkat.
Chi Hoet :
“ISTANA GUNUNG TIMUR” sudah tiba,
Yang Shen turun.
Tun Ih Ta Tee (Kuasa Gunung Timur) :
Menyambut kedatangan Chi Hoet dan Yang Shen,
kalian ber-dua atas Titah
mengarang Buku
hari ini baru tiba kemari,
kami sudah lama menanti.
Chi Hoet :
Karena Kekuasaan Ta Tee yang Tinggi,
maka saya mulai mengunjungi dari Tingkat-1,
Tingkat Ta Tee diatur ke belakang
maksudnya “Dari Bawah Ke Atas”,
harap Ta Tee jangan menyalahkan.
Ta Tee :
Chi Hoet tidak usah sungkan,
sudah datang kemari saya sudah senang.
Vihara Shen Shien di Tai Chung
mengembangkan Ajaran-Ajaran Suci.
Banyak menerbitkan Buku dan Kitab Kebaikan
untuk dibagikan, menasehati Dunia,
sudah banyak menolong Manusia,
saya banyak Terimakasih atas perjuangan kalian,
hari ini Yang Shen bisa ikut Chi Hoet kemari,
saya harus mengadakan perjamuan,
silahkan masuk
dan kalian istirahat di dalam,
kita bisa ngobrol-ngobrol.
Yang Shen : Terimakasih Ta Tee.
Ta Tee :
Kalian silahkan duduk,
Jenderal cepat sediakan jamuan untuk Tamu.
Jenderal : Siap, sudah sediakan.
Ta Tee :
Kalian tidak usah sungkan,
silahkan coba.
Chi Hoet :
Terimakasih atas jamuan-nya Ta Tee.
Yang Shen :
Teh wangi buah manis,
rasa-nya lain daripada yang lain,
boleh-kah saya bawa pulang sebagian ke Dunia ?
Ta Tee :
Buah-buahan cukup makan di sini,
paling enak.
Chi Hoet :
Yang Shen jangan serakah,
pohon buah di rumah kamu sudah banyak berbuah,
yang penting rawat-lah yang benar,
sudah cukup kamu makan.
Ta Tee :
BUAH AJARAN baru bermanfaat,
buah-buahan berbentuk biar bisa dimakan,
namun bisa busuk,
kurang bermanfaat,
kamu mengerti ?
Yang Shen :
Atas perkataan Guru dan Ta Tee,
saya sadar,
sungguh malu, sungguh malu.
Silahkan Ta Tee kenal-kan Tugas Tingkatan ini.
Ta Tee :
Baik-lah,
Gunung Timur sebagai “GUNUNG TAI”
adalah Gunung yang Tertinggi
dibanding ke-4 Gunung yang lain,
juga bisa menembus Ke-10 Tingkat yang berbeda
di Alam Baka,
boleh disebut bagian tersendiri yang penuh Kekuasaan,
seperti Pengadilan yang Tertinggi
yang terdapat di Dunia.
Tugas di sini juga mengurus Roh yang ber-gentayangan,
mengatur memberikan Tugas
untuk Setan maupun Pejabat Dewa
yang terdapat di Dunia dan di Alam Baka.
* *
Karena Tingkat ini boleh melapor langsung ke Giok Tee,
sehingga bisa memberikan Perintah Tugas,
seperti Dewa Gunung,
Dewa Bumi,
Dewa Perbatasan,
termasuk dalam Kekuasaan Tingkat ini.
* *
Kalau di Tingkat-10
terdapat persoalan yang tidak bisa diatasi,
maka tugas perkara persoalan tersebut diserahkan di sini,
jadi kedudukan di sini
masih di atas Ke-10 Tingkatan.
* *
Namun di atas Tingkat Gunung Timur
masih terdapat
YIU MIN CHIAU CHU ( PENGUASA ALAM BAKA )
yang mengatur urusan pertolongan
dan Tugas saya mengawasi langsung keadaan Alam Baka,
masing-masing punya Tugas sendiri.
Yang Shen :
Saya ada satu pertanyaan,
mendengar penjelasan Ta Tee.
Tugas Tingkat ini mengurus Roh yang ber-gentayangan,
kenapa sering terdengar di Dunia
si anu pernah diganggu oleh Setan gentayangan,
apakah Hukum Alam Baka juga terdapat pembocoran ?
Ta Tee :
Hukum Langit tegas,
longgar namun tidak bocor.
Hukum Bumi menyeramkan
biar ada kebocoran namun tidak akan lama,
benar apa yang dikatakan Yang Shen,
memang di Dunia masih banyak terdapat Roh ber-gentayangan,
Hukum Alam Baka biarpun tegas
namun masih punya pengampunan,
diartikan “BAGI ADIL LIHAT SUDUT PERKARA-NYA”,
* *
karena banyak Roh yang meninggal karena penasaran,
atas aduan-nya
maka keluhan-nya ditanggapi,
kemudian diberikan ijin bagi-nya
mengadakan perhitungan
cuma setiba-nya di Dunia
karena perasaan-nya tidak mau membeda-bedakan
sehingga ketemu siapa pun diganggu-nya,
tetapi kalau Manusia itu memiliki Rohani yang kuat,
atau tinggi Ajaran Agama yang dimiliki-nya
maka Roh juga tidak berani mendekati-nya,
* *
jika Roh tidak mengikuti Peraturan Hukum Alam Baka
berbuat macam-macam di Dunia,
jika ketahuan akan di-tangkap
oleh Dewa yang berada di Dunia
atau Petugas Patroli
sampai waktu-nya
itu pun Roh dosa tidak bisa berbuat apa-apa
sehingga di-tangkap.
Dibawa pulang ke Alam Baka dan di-hukum,
karena Dewa juga tidak tega
atas nasib-nya Roh yang mati penasaran,
sehingga memberikan kebebasan
untuk mengadakan pembalasan,
hal demikian seperti terhukum yang sudah bebas
atau keluar dari penjara,
maka ada Manusia yang diganggu oleh Setan gentayangan,
di Dunia sama seperti hal ini.
Yang Shen :
Benar yang dikatakan oleh Ta Tee.
Chi Hoet :
Terimakasih atas penjelasan-nya Ta Tee,
waktu sudah tiba,
kami mau permisi.
Ta Tee :
Sungguh merepotkan kalian,
semoga Buku Berkeliling di Alam Baka cepat selesai,
bisa menolong Para Umat,
Jasa Kebaikan ini terlaksana,
Perintah-kan Pejabat berbaris mengantar Tamu.
Yang Shen :
Terimakasih Ta Tee dan Pejabat Dewa,
kami mau permisi.
Saya sudah duduk,
silahkan Guru berangkat.
Chi Hoet :
Vihara Shen Shien sudah tiba,
Yang Shen turun,
Roh kembali ke badan.