BAB 8


Meninjau Kota Mati Penasaran 


Tahun 1976, LUN PE GWEE, CAP LAK 



Chi Hoet : 

Tahun ini 2 kali TAN CIU 

sejak menerima Titah 

untuk mengarang Buku MENGELILINGI ALAM BAKA, 

sampai kini sudah hampir 1 Bulan, 

waktu cepat benar berlalu. 

Harap Manusia di Dunia cepat sadar dari mimpi, 

apakah Bulan selalu Purnama ? 

Tahun kapan lagi bisa bertemu 2 kali TAN CIU ? 


* * *


Betapa gembira-nya Manusia di Dunia, 

mengobrol dan cari angin di bawah sinar Bulan Purnama. 

Namun sebalik-nya di Neraka 

tidak nampak sinar Matahari dan cahaya Bulan. 

Para Roh di-siksa sambil menjerit-jerit, 

benar-benar menyedihkan, 

Yang Shen siap keliling Alam Baka. 




Yang Shen : 

Ya, waktu cepat berlalu, sudah 1 Bulan, 

masih belum selesai mengarang Buku yang seperti sepuluh. 

Saya takut sulit menyelesaikan tugas ini. 




Chi Hoet : 

Yang penting ber-prinsip teguh nan jujur. 

Tetapkan Hati Nurani, 

niscaya Pintu Neraka Sepuluh Tingkatan pun 

akan terbuka lebar-lebar 

agar kamu biar jelas melihat-nya. 

Jangan bimbang, cepat naik ke atas Teratai. 



Yang Shen : 

Sudah mantap duduk, silahkan berangkat. 



Chi Hoet : Sudah tiba, cepat turun. 



Yang Shen : 

Hari ini ke tempat KOTA MATI PENASARAN. 

Di depan terdapat sebuah Kota, 

pintu-nya sedang tertutup 

dan di atas-nya tertulis 

“HUANG SI CHEN (Kota Mati Penasaran)”. 

Tiga huruf, apakah kamu mau masuk ke dalam untuk meninjau ? 



Chi Hoet : 

Ya, memang hari ini kita mau meninjau KOTA MATI PENASARAN, 

mari kita masuk ke dalam. 



Yang Shen : 

Kenapa Pintu Kota ini tertutup, bagaimana kita bisa masuk ? 



Chi Hoet : 

Pintu Kota ini adalah pintu otomatis. 

Seperti pintu otomatis 

yang terdapat di toko serba ada di Dunia, 

Para Roh yang mati penasaran pasti di-kawal kemari, 

karena dia mati-nya tidak wajar. 

Hawa Roh-nya tidak rela sampai di depan pintu, 

terjadi-lah kontak, 

hingga pintu pun terbuka sendiri 

karena benda-benda yang terdapat di Alam Baka, 

semua terbuat dari Hawa Langit dan Bumi (Im dan Yang) 

berubah menurut Hati, 

mari saya kipaskan dan pintu akan terbuka. 




Yang Shen : 

Guru, Ilmu-mu sungguh hebat, 

boleh-kah saya pinjam kipas ini ke Alam Dunia 

dan menunjukkan kehebatan, 

biar Manusia di Dunia melihat-nya? 




Chi Hoet : 

Kau jangan serakah, 

terlalu serakah akan cepat kemasukan Setan, 

Orang yang membina diri 

tidak usah meminta Dewa untuk menjelma, 

selalu menenangkan Hati, 

biar tidak ada urusan, 

Hati tetap Semangat, 

ialah “Dewa Kecil”, 

buat apa mengambil kipas ini, akan merepotkan. 



Yang Shen : 

Ya, ya Terimakasih atas petunjuk Guru. 

Saya jadi malu, 

di depan sedang datang sebaris orang, siapa mereka ? 



Chi Hoet : 

Mereka adalah Pejabat dan Jenderal dari Kota Mati Penasaran, 

siap menyambut kita. 



Pejabat : 

Menyambut Chi Hoet dan Yang Shen dari Dunia 

untuk meninjau kemari, 

silahkan ikut kami masuk ke dalam Kota. 



Jenderal : 

Selamat Datang Chi Hoet dan Yang Shen, 

di sini sudah dapat Pemberitahuan 

bahwa kalian kemari 

untuk meninjau dan mengarang Buku, 

menasehati Dunia. 



Yang Shen : 

Selamat Bertemu Para Dewa, 

saya dan Guru hari ini tiba di sini, 

harap diberikan banyak Petunjuk. 



Pejabat : 

Tidak usah sungkan, cepat berdiri, 

ikut kami ke dalam Kota. 



Yang Shen : 

Di sini seperti penjara yang besar, 

luas-nya tidak terhitung, 

apakah Manusia begitu banyak-nya 

dalam Kota Mati Penasaran ini. 



Pejabat : 

Tiap hari ada Roh yang mati penasaran kemari, 

saya ajak kamu meninjau dari kamar penjara pertama. 



Yang Shen : 

Kamar ini terdapat banyak Anak-anak kecil, 

pada ber-darah muka-nya dan tidak berhenti menangis, 

ada yang sedang tiduran di tanah, 

sungguh menyedihkan dan kasihan. 

Kenapa tidak dibebaskan ? 




Jenderal : 

Mereka adalah Anak-anak yang keguguran, 

dibuat Manusia di Dunia, 

karena sudah jadi Manusia, 

Hati Nurani-nya sudah meninggal hingga kemari, 

karena Manusia di Dunia tidak mau melahirkan 

lalu kandungan-nya digugurkan 

atau Anak-anak hasil hubungan gelap, 

sehingga belum dilahirkan sudah dibuat meninggal 

digugurkan dalam kandungan, 


* * 


kini Hati Nurani-nya menjadi benci 

kepada ke-dua Orangtua-nya, 

selain membuat hambur keuangan, 

ke-dua Orangtua-nya di Alam Baka ini 

juga masih ada pembalasan 

bila Orangtua-nya meninggal Dunia, 


* * 


karena itu Nasehat Para Manusia di Dunia, 

jangan sembarangan menggugurkan kandungan, 

perbuatan itu sungguh tidak berperikemanusiaan. 

Masih tercipta-nya hubungan badan yang tidak benar, 

maka bagi yang pernah menggugurkan kandungan 

mulai kini harus memperbaiki perbuatan masing-masing 

dan berbuat-lah banyak AMAL Kebaikan 

supaya bisa mengurangi dosa nanti-nya di Alam Baka. 




Yang Shen : 

Oh begitu, saya mau tanya Jenderal, 

apakah Orang yang meninggal karena kecelakaan 

juga akan ke Kota Mati Penasaran ini ? 




Jenderal : 

Tidak demikian seperti pada Jenderal atau Prajurit yang meninggal 

karena membela Negara-nya, 

mereka berkorban demi Negara, 

yang dijuluki sebagai Pahlawan 

mereka selain tidak usah ke Kota Mati Penasaran. 

Namun Roh mereka akan diperlakukan istimewa, 

ada yang masuk ke Surga, 

ada yang menjadi Dewa, 

ada yang ber-reinkarnasi kembali menjadi Manusia yang benar, 

seperti di Dunia 

juga terdapat Tugu Pahlawan untuk di-sembahyangi. 

Itu-lah pembalasan Kebaikan Para Pahlawan, 

dengan Para Manusia dinasehati harus-lah mencintai Negara, 

sejak dulu yang telah berbakti dan ber-Jasa pada Negara 

akan selalu dikenang. 




Yang Shen : Benar apa yang dikatakan Jenderal. 



Chi Hoet : 

Langit dan Bumi mencintai Orang yang BER-BAKTI. 

Sejak dulu Para Pahlawan 

demi berbakti pada Negara-nya 

sehingga mengorbankan nyawa-nya, 

bisa menggemparkan Langit dan Bumi, 

Dewa Setan pun menangisi-nya. 

Karena itu banyak yang menjadi Dewa, 

hari ini waktu-nya sudah tiba, saat-nya kita pulang, 

Yang Shen cepat permisi pada Jenderal dan Pejabat. 



Yang Shen : 

Terimakasih Pejabat dan Jenderal. 

Karena waktu tidak mengijinkan, 

kami mau permisi sekarang. 



Pejabat : 

Kalau ada kekurangan, 

harap Chi Hoet dan Yang Shen memaklumi-nya. 



Chi Hoet : 

Tidak apa-apa, 

kami Guru dan Murid sekarang mau pulang. 

Yang Shen naik ke atas Teratai. 



Yang Shen : Guru, saya sudah duduk. 



Chi Hoet : 

Menyesali Manusia di Dunia benar-benar kejam, 

hanya tahu percintaan 

hingga tega membuang Anak yang masih dalam kandungan, 

sungguh sedih. 

Para Dewa Hoet pun tidak tega melihat-nya. 


* *


Wahai Manusia, 

perbaiki-lah perbuatan kalian, 

jangan hanya karena nafsu belaka hingga berbuat dosa, 

lebih baik be-Rumah Tangga yang benar, 

hidup rukun dan menyambung Keturunan 

dari kenikmatan yang sementara. 

Lebih baik menyimpan tenaga yang benar 

dan berbuat Kebaikan untuk Masyarakat. 

Vihara Shen Shien sudah tiba, 

Yang Shen turun dan Roh kembali ke badan.